Rusia telah memerintahkan Ukraina yang bergantung energi agar membayar terlebih dahulu semua pembelian gas alam di masa depan, sementara pemerintah Kyiv yang miskin uang itu berjuang keras untuk memelihara kestabilan ekonomi dan politik.
Kementerian Energi Rusia mengatakan Ukraina menunggak pembayaran yang jatuh tempo hari Rabu, untuk mengangsur hutang energi $ 3,5 milyar, dan mengatakan semua gas yang dikirim mulai 1 Juni harus dibayar tunai terlebih dahulu.
Masih belum jelas Kamis malam (8/5) apa dampak keharusan membayar terlebih dahulu itu terhadap Uni Eropa. Rusia memasok kira-kira 30 persen kebutuhan gas Eropa Barat, dengan kira-kira separuh pasokan itu lewat melintasi Ukraina.
Dalam perkembangan lain, para separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk daerah Ukraina timur mengatakan mereka akan tetap mengadakan referendum hari Minggu mengenai apakah akan memproklamasikan kemerdekaan dari Kyiv, walaupun ada seruan dari Presiden Rusia Vladimir Putin agar menunda referendum itu.
Media Rusia mengutip separatis Denis Pushillin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, mengatakan referendum itu akan menanyakan penduduk untuk memilih ya atau tidak mengenai apakah mereka mendukung proklamasi kemerdekaan negara.
Penduduk Luhanks akan diminta memilih ya atau tidak, mengenai dukungan mereka atas proklamasi kemerdekaan negara. Penduduk Luhansk akan diminta menjawab pertanyaan yang sama, walaupun poll baru-baru ini menunjukkan 70 persen penduduk di Ukraina timur ingin tetap bagian dari Ukraina.
Kementerian Energi Rusia mengatakan Ukraina menunggak pembayaran yang jatuh tempo hari Rabu, untuk mengangsur hutang energi $ 3,5 milyar, dan mengatakan semua gas yang dikirim mulai 1 Juni harus dibayar tunai terlebih dahulu.
Masih belum jelas Kamis malam (8/5) apa dampak keharusan membayar terlebih dahulu itu terhadap Uni Eropa. Rusia memasok kira-kira 30 persen kebutuhan gas Eropa Barat, dengan kira-kira separuh pasokan itu lewat melintasi Ukraina.
Dalam perkembangan lain, para separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk daerah Ukraina timur mengatakan mereka akan tetap mengadakan referendum hari Minggu mengenai apakah akan memproklamasikan kemerdekaan dari Kyiv, walaupun ada seruan dari Presiden Rusia Vladimir Putin agar menunda referendum itu.
Media Rusia mengutip separatis Denis Pushillin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, mengatakan referendum itu akan menanyakan penduduk untuk memilih ya atau tidak mengenai apakah mereka mendukung proklamasi kemerdekaan negara.
Penduduk Luhanks akan diminta memilih ya atau tidak, mengenai dukungan mereka atas proklamasi kemerdekaan negara. Penduduk Luhansk akan diminta menjawab pertanyaan yang sama, walaupun poll baru-baru ini menunjukkan 70 persen penduduk di Ukraina timur ingin tetap bagian dari Ukraina.