Senator dari Partai Republik Ted Cruz menyerukan pembebasan “segera dan tanpa syarat” terhadap seorang pembangkang Jerman-Iran yang dijatuhi hukuman mati di Iran dan menyebut perlakuan pihak berwenang di sana “keterlaluan dan biadab.”
Cruz berbicara dengan VOA tentang kasus Jamshid Sharmahd, yang berkewarga negaraan ganda, Jerman-Iran dan tokoh oposisi yang dituduh mendalangi pemboman mematikan pada sebuah masjid di Shiraz pada tahun 2008. Keluarganya membantah keras tuduhan tersebut.
Cruz mengatakan pemerintahan Biden harus membatalkan keterlibatan apa pun dengan Teheran, dan “komunitas internasional harus menuntut agar Ayatollah segera membebaskan Sharmahd tanpa syarat.”
Awal tahun ini para pejabat AS dan Iran mencapai kesepakatan yang menyatakan bahwa lima orang Amerika yang dipenjara di Iran dibebaskan dengan imbalan pembebasan lima warga Iran yang dituduh melanggar sanksi AS, serta pencairan pendapatan minyak Iran sebesar $6 miliar.
Berbicara kepada VOA, Cruz menecam pemerintah karena mengirimkan “miliaran dolar uang tebusan ke Iran.”
Dana yang dibekukan tersebut ditujukan hanya untuk digunakan bagi tujuan kemanusiaan Iran, seperti makanan, obat-obatan, dan produk pertanian.
Sharmahd, 68 tahun, pernah tinggal di Amerika Serikat dan menjabat sebagai juru bicara Tondar, sebuah kelompok yang bertujuan memulihkan monarki yang didukung Barat. Tondar memerintah Iran sebelum Revolusi Islam tahun 1979. Keluarganya mengatakan pihak berwenang Iran menculik Sharmahd saat singgah di Dubai pada tahun 2020. Dia menghadapi hukuman mati karena melakukan “korupsi pada bumi.”
Dalam sebuah wawancara dengan VOA – Ghazaleh Sharmahd, putri Jamshid Sharmahd – menyoroti peningkatan eksekusi di Iran, dengan menyatakan: “Kami menyaksikan lonjakan eksekusi di Iran. Dalam satu tahun terakhir saja, 834 orang dieksekusi. Pada bulan Januari tahun ini, lebih dari 50 orang dieksekusi."
Sebelumnya, Ghazaleh Sharmahd menyebutkan perjuangan ayahnya melawan penyakit Parkinson, dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa kesehatan ayahnya bisa memburuk hingga nyawanya terancam.
Dia pada November lalu juga mengungkapkan bahwa ayahnya telah menjalani isolasi selama “lebih dari 1.185 hari.” [my/jm]
Forum