Sekjen PBB, Ban Ki-moon hari Kamis (18/6) mengecam Israel atas kematian dan penderitaan anak-anak Palestina dalam konflik di Gaza tahun lalu dan menekankan tuntutannya agar pemerintah Israel mengambil langkah-langkah guna mencegah pembunuhan seperti itu.
Sekjen PBB merujuk pada keputusannya minggu lalu untuk tidak memasukkan Israel dalam daftar pihak-pihak yang membunuh atau mencederai anak-anak dalam konflik bersenjata dalam pidatonya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB. Hal itu memicu protes dari kelompok-kelompok HAM dan banyak negara Arab dan negara lainnya.
Ban tidak membahas alasan keputusan itu, demikian juga utusan khusus PBB untuk anak-anak dalam konflik bersenjata, Leila Zerrougui yang menurut pejabat PBB merekomendasikan agar Israel dan Hamas yang menguasai Gaza dimasukkan dalam daftar itu.
Zerrougui mengatakan ia mendukung laporan Ban Ki-moon.
Laporan terbaru Sekjen PBB mengatakan bahwa dalam konflik Gaza musim panas tahun lalu sekurangnya 561 anak tewas, 557 di antaranya adalah anak-anak Palestina. Laporan itu juga mengatakan bahwa 4.271 anak muda mengalami cedera, hanya 22 orang dari jumlah tersebut yang bukan warga Palestina.
Kematian 557 warga Palestina itu merupakan kematian ketiga terbanyak dari konflik apapun tahun 2014 setelah Afghanistan, dimana 710 anak tewas, 679 anak di Irak, 368 anak di Suriah.
Meskipun tidak mencantumkan Israel di daftar itu, Ban Ki Moon terus menekan pemerintah Israel pada pertemuan DK dimana ia menyampaikan laporannya mengenai korban anak-anak dalam konflik bersenjata.
Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas pembunuhan di Gaza itu dan mendesak Israel untuk meninjau kebijakan dan praktek-prakteknya serta "menghormati perlindungan khusus yang diberikan pada sekolah-sekolah dan RS".