Tautan-tautan Akses

Picu Kemarahan Warga Mesir, Sekjen OKI Mundur


Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Iyad Madani mengundurkan diri hari Senin (31/10) karena mengolok-olok Presiden Mesir (foto: dok).
Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Iyad Madani mengundurkan diri hari Senin (31/10) karena mengolok-olok Presiden Mesir (foto: dok).

Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berkantor di Arab Saudi telah mengundurkan diri setelah menyampaikan olok-olok tentang cara berhemat ala Presiden Mesir.

Olok-olok Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) itu menjadi isu terbaru dalam ketegangan yang terus meningkat antara Mesir dan Arab Saudi.

OKI hari Senin malam (31/10) mengatakan Iyad bin Amin Madani –warga negara Arab Saudi – mengundurkan diri “karena alasan kesehatan”. Suratkabar Arab Saudi “Asharq Al Awsat” hari Selasa (1/11) mengatakan Riyadh telah mencalonkan mantan menteri sosial Youssef Ben Ahmed Al Othimein untuk menggantikan Madani.

Dalam pertemuan OKI pekan lalu, Madani salah menyebut nama Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi dengan nama Presiden Mesir Abdel Fattah El Sissi. Kemudian Madani mengatakan kepada Essebsi “saya yakin isi lemari es Anda bukan saja air”.

Olok-olok itu merujuk pada pernyataan yang disampaikan El Sissi baru-baru ini yang mengklaim bahwa selama sepuluh tahun lemari es-nya hanya berisi air saja, suatu pesan kepada warga Mesir supaya bertahan dalam kesulitan ekonomi yang sedang dihadapi negaranya.

Olok-olok yang disampaikan Madani itu menimbulkan kemarahan warga Mesir. Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shukri meragukan kemampuan Madani memimpin OKI – organisasi negara-negara Islam terbesar di dunia yang beranggotakan 57 negara. Shukri juga mengatakan Mesir akan mengubah pendekatannya terhadap OKI dan pimpinannya.

Sementara itu media Mesir mengklaim bahwa Madani adalah pendukung Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam pimpinan Mohammed Morsi yang digulingkan dari jabatan presiden Mesir pada tahun 2013. El Sissi memimpin militer dalam operasi penggulingan Morsi itu, yang selama menjabat terbukti menimbulkan perpecahan. Pihak berwenang telah memenjarakan Morsi dan ribuan pendukungnya, serta menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Sejak tahun 2013 Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk menstabilkan perekonomian Mesir, tetapi hubungan di antara kedua negara tegang, terutama karena perbedaan pandangan dalam perang di Suriah dan Yaman, dan juga dalam isu-isu ekonomi.

Bulan lalu Arab Saudi tiba-tiba menghentikan pengiriman bahan bakar yang telah disepakati sebelumnya, yang memberikan syarat pembayaran lunak kepada Mesir. Belum ada kabar kapan pengiriman bahan bakar itu akan dimulai kembali. [em/ds]

XS
SM
MD
LG