Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada hari Senin (10/3) menjanjikan dukungan “tak tergoyahkan” atas integritas teritorial Bosnia setelah meningkatnya ketegangan oleh keberadaan gerakan separatis Serbia Bosnia, hampir 30 tahun setelah berakhirnya perang berdarah.
Mark Rutte berbicara di Sarajevo setelah bertemu dengan tiga anggota kepresidenan multi-etnis negara di kawasan Balkan itu, sebuah lembaga yang dibentuk dalam sebuah perjanjian perdamaian yang mengakhiri konflik tahun 1992-1995 di antara etnis Bosnia, Serbia, dan Kroasia yang menewaskan lebih dari 100.000 orang.
Rutte menggarisbawahi pernyataannya beberapa hari setelah anggota parlemen Serbia Bosnia mengesahkan undang-undang yang melarang otoritas peradilan pusat Bosnia dan polisi beroperasi di wilayah Republik Srpska, sebuah entitas yang dikelola Serbia di Bosnia yang mencakup sekitar separuh wilayah negara itu. Entitas lainnya adalah sebuah federasi yang dijalankan oleh orang-orang Bosnia, yang sebagian besar adalah Muslim, dan orang-orang Kroasia.
Langkah Serbia Bosnia itu merupakan tanggapan terhadap vonis bulan lalu atas Presiden Milorad Dodik, pemimpin entitas itu yang pro-Rusia, dan dikenal sebagai pendukung lama disintegrasi Bosnia. Ia dihukum karena tidak menaati utusan internasional tertinggi yang mengawasi perdamaian di negara itu.
Dodik, seorang pendukung Presiden AS Donald Trump yang telah menghadapi sanksi AS dan Inggris atas tindakan separatisnya, telah menolak hukuman itu, dan menyebutnya sebagai hukuman yang anti-Serbia. Ia divonis hukuman satu tahun penjara dan larangan menjabat posisi strategis selama enam tahun.
Amerika Serikat dan negara-negara utama Eropa telah mengutuk tindakan Dodik, namun Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan "solidaritas” kepadanya.
Kekhawatiran
Situasi itu telah memicu kekhawatiran akan terjadinya insiden antara polisi Bosnia dan Serbia, yang serupa dengan yang terjadi pada awal perang.
Perang di Bosnia dimulai ketika orang-orang Serbia di negara itu melakukan pemberontakan dan bergerak untuk membentuk negara mini dengan tujuan menyatukannya dengan Serbia.
Pasukan penjaga perdamaian Eropa di Bosnia, EUFOR, mengatakan untuk mencegah meluasnya ketegangan, pihaknya telah menambah jumlah pasukannya.
Setelah pertemuan dengan Rutte, anggota Serbia di kepresidenan Bosnia, Zeljka Cvijanovic, mengatakan "menangani konsekuensi berarti kita terus-menerus dan secara tidak adil menyalahkan satu pihak daripada melihat akar permasalahannya."
Denis Becirovic, anggota kepresidenan Bosnia, menggambarkan tindakan orang-orang beretnis Serbia itu sebagai "serangan brutal terhadap tatanan konstitusional."
"Destabilisasi bagian Eropa ini hanya akan menguntungkan Moskow," kata Becirovic. [em/lt]
Forum