Tautan-tautan Akses

Sebagian Besar Staf Medis untuk Olimpiade Telah Dijamin Tersedia


Orang-orang mengambil gambar logo Olimpiade yang dipasang oleh Museum Olimpiade Jepang di Tokyo pada hari Jumat, 19 Maret 2021. (Foto: AP/Hiro Komae)
Orang-orang mengambil gambar logo Olimpiade yang dipasang oleh Museum Olimpiade Jepang di Tokyo pada hari Jumat, 19 Maret 2021. (Foto: AP/Hiro Komae)

Penyelenggara Olimpiade Tokyo telah mengamankan ketersediaan sekitar 80 persen staf medis yang diperlukan dalam penyelenggaraan pesta olahraga itu, kata seorang pejabat tinggi Olimpiade kepada Reuters pada hari Senin (31/5), di tengah-tengah kekhawatiran mengenai infeksi dan lambannya pelaksanaan vaksinasi di ibu kota Jepang.

Toshiaki Endo, wakil ketua panitia penyelenggara, mengatakan, sebagian penonton domestik dapat diizinkan memasuki arena pertandingan demi kepentingan para atlet, meskipun secara pribadi ia lebih mendukung larangan total kehadiran untuk menenangkan publik di tengah-tengah penolakan yang meluas terhadap acara tersebut.

“Kami membahas ketersediaan 10 ribu personel medis, tetapi melalui berbagai upaya, kami berhasil mencapai sekitar 7.000 orang. Sekitar 80 persen telah setuju untuk bekerja dan kami telah mengamankan personel medis ini,” kata Endo, mantan menteri Olimpiade yang juga satu dari tujuh wakil ketua di dewan panitia penyelenggara.

Panitia bekerja sama dengan 10 rumah sakit di Tokyo dan 20 lainnya di luar kota itu untuk menanggapi keadaan darurat.

Para dokter telah memperingatkan bahwa Olimpiade akan menekan sistem layanan kesehatan yang sudah kewalahan karena Jepang mencatat rekor jumlah pasien COVID-19 yang berada dalam kondisi kritis, meskipun laju infeksi baru telah melamban. Baru 2,4 persen dari masyarakat Jepang yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap, kata Reuters.

Endo mengatakan penyelenggara bekerja sama dengan asosiasi perawat untuk memobilisasi staf, termasuk orang-orang yang memiliki kualifikasi tetapi tidak bekerja sebagai perawat secara reguler.

Berbagai jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade, karena khawatir mengenai puluhan ribu atlet, ofisial dan awak media yang datang ke negara itu, di mana pada pekan lalu keadaan darurat di Tokyo dan beberapa daerah lainnya diperpanjang hingga 20 Juni.

Endo mengatakan negara-negara dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi telah berhasil menyelenggarakan acara olah raga tanpa perebakan wabah dan itu sebabnya “tidak ada alasan untuk memikirkan tentang pembatalan” di Tokyo.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan panitia penyelenggara apabila terjadi ledakan penyebaran infeksi, Endo tidak menyatakan komitmen apapun.

“Secara hipotetis, dapatkah kita mengadakan pesta olahraga jika ada kenaikan mendadak 10 atau 100 kali lipat? Kami akan perlu mengambil keputusan pada saat itu,” ujarnya.

Keberhasilan peluncuran vaksinasi di berbagai penjuru Eropa dan meningkatnya jumlah warga yang divaksinasi di Jepang akan memungkinkan panitia penyelenggara untuk menggelar acara olahraga akbar itu.

Salah satu keputusan penting yang masih harus diputuskan apakah akan mengizinkan penonton domestik menghadiri pertandingan. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG