Sebuah pengadilan Rusia memperpanjang masa penahanan praperadilan terhadap mantan anggota Marinir AS Paul Whelan hingga 29 Maret, sementara ia menghadapi tuduhan spionase.
Whelan ditahan pada Desember 2018 setelah menerima flash drive dari rekannya. Whelan mengatakan ia mengira flash drive itu berisikan foto-foto liburan, tetapi pihak berwenang Rusia menuduh isinya adalah bahan-bahan rahasia.
Kuasa Usaha AS Bart Gorman mengunjungi Whelan di Penjara Lefortovo Rusia hari Senin bersama-sama dengan diplomat dari Kanada, Irlandia dan Inggris. Whelan juga memiliki kewarganegaraan di tiga negara tersebut.
“Dalam 12 bulan belakangan, Paul tidak mendengar suara orang tuanya. Bawakan sejumlah kegembiraan Natal dan biarlah ia menelepon rumah,” kata Gorman, yang dikutip seorang juru bicara Kedutaan Besar AS.
Whelan telah membantah tuduhan terhadapnya. Sewaktu hadir di pengadilan dan melalui pengacaranya, Whelan mengaku dianiaya para petugas penjara dan pasukan keamanan Rusia selama ia ditahan. Rusia telah mengesampingkan tuduhan itu dan menyatakan Whelan mengada-ada sebagai bagian dari kampanye penyesatan informasi massal.
Whelan telah meminta Presiden Donald Trump agar turun tangan untuknya, seraya meminta Trump agar “mencuitkan niatnya” mengenai apa yang disebut Whelan sebagai “rodeo kambing Moskow.”
Jika terbukti bersalah melakukan spionase, Whelan menghadapi ancaman hukuman 10 hingga 20 tahun penjara. [uh/ab]