Sebuah pengadilan banding di Moskow mendukung keputusan pengadilan yang lebih rendah untuk memperpanjang masa penahanan pra-peradilan Paul Whelan, seorang warga AS yang dituduh melakukan tindakan mata-mata di Rusia, hingga 29 Desember.
Tim pengacara mantan marinir AS yang ditahan itu berargumentasi pada pengadilan banding tanggal 19 November, Whelan seharusnya ditempatkan di tahanan yang lebih longgar pengawasannya, seperti tahanan rumah. Whelan sendiri sejauh ini membantah tuduhan melakukan tindakan spionase.
"Keputusan pengadilan distrik Lefortovo, Moskow, didukung, dan banding ditolak,“ demikian pernyataan Pengadilan Banding Moskow sebagaimana dikutip kantor berita Interfax.
Whelan, yang juga memiliki kewarganegaraan Kanada, Irlandia dan Inggris, menuduh para sipir penjara melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap dirinya selama di penjara.
Pria berusia 49 tahun itu ditangkap di sebuah hotel di Moskow pada Desember 2018 dan dituduh menerima informasi rahasia.
Ia dituduh melakukan tindakan spionase, yang bisa dikenai hukuman penjara hingga 20 tahun. Keluarga Whelan mengatakan, ia berada di Moskow untuk menghadiri acara pernikahan.
Sebelumnya, Whelan mengeluhkan kondisi di penjara yang buruk, dan tindakan semena-mena sipir penjara. Para pengacaranya mengatakan, kliennya itu memerlukan operasi.
Kedubes AS di Moskow mengatakan permohonan mereka untuk melakukan pemeriksaan medis independen terhadap Whelan ditolak. Menurut mereka, kondisi kesehatan Whelan memburuk.
Pada April, kedubes itu menyerukan agar Rusia berhenti mempermainkan kasus ini dan mengajukan bukti bila Whelan benar-benar melakukan tindakan spionase. [ab/uh]