Kremlin, pada Kamis (8/6), mengatakan bahwa ledakan yang merusak jalur pipa yang dulu digunakan Rusia untuk mengirim amonia melalui Ukraina akan menimbulkan "dampak negatif" pada nasib kesepakatan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam.
Jalur pipa Togliatti di Rusia hingga Odesa di Ukraina pernah memompa hingga 2,5 juta ton amonia setiap tahun ke pelabuhan Pivdennyi, Ukraina, di Laut Hitam. Jalur ekspor amonia Rusia itu menganggur sejak dimulainya perang pada Februari tahun lalu. Rusia hendak mengoperasikan kembali pipa tersebut.
Rusia menuduh pasukan Ukraina telah meledakkan bagian dari pipa itu, jalur terpanjang penyalur amonia di dunia di wilayah Kharkiv, Ukraina, pada Senin (5/6). Menurut gubernur wilayah itu, Rusia menembaki pipa itu pada Selasa (6/6). Masing-masing pihak tidak mempunyai bukti yang mendukung tuduhan.
Ketika diitanya oleh wartawan tentang kaitan pipa yang rusak dengan nasib kesepakatan gandum Laut Hitam, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan: "Peledakan hanya akan berdampak negatif."
Rusia mengancam akan keluar dari kesepakatan ekspor gandum Laut Hitam pada 17 Juli jika tuntutan untuk meningkatkan ekspor pangan dan pupuknya tidak dipenuhi. Kesepakatan Laut Hitam, yang dicapai pada Juli tahun lalu, memfasilitasi "navigasi yang aman" bagi gandum, bahan pangan, dan pupuk - termasuk amonia - untuk diekspor ke pasar global.
Pejabat-pejabat PBB melanjutkan diskusi dengan semua pihak dalam kesepakatan tersebut, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Kamis (8/6). Kesepakatan ekspor gandum Ukraina ditengahi PBB dan Turki untuk membantu meringankan krisis pangan global yang diperburuk oleh konflik yang mengganggu ekspor dari dua pemasok gandum terkemuka dunia. [ka/jm]
Forum