Tautan-tautan Akses

Utusan AS akan Pergi ke Arab Saudi untuk Berunding dengan Ukraina 


Sejumlah aktivis melakukan aksi solidaritas terhadap Ukraina di luar gedung Dewan Eropa di Brussels, Belgia, pada 5 Maret 2025. (Foto: AP/Omar Havana)
Sejumlah aktivis melakukan aksi solidaritas terhadap Ukraina di luar gedung Dewan Eropa di Brussels, Belgia, pada 5 Maret 2025. (Foto: AP/Omar Havana)

Seorang pejabat tinggi pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan pada Kamis (6/3) bahwa ia akan pergi ke Arab Saudi untuk bertemu dengan perwakilan Ukraina guna berunding tentang gencatan senjata untuk menghentikan invasi Rusia.

“Kami sekarang sedang berdiskusi untuk mengoordinasikan pertemuan dengan Ukraina di Riyadh, atau bahkan mungkin di Jeddah,” kata Steve Witkoff, yang menjabat sebagai utusan khusus Timur Tengah Presiden Donald Trump.

Ia menambahkan: “Idenya adalah untuk menyusun kerangka kerja bagi perjanjian damai dan juga gencatan senjata awal.”

Ia juga mengatakan bahwa Trump merasa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menebus kesalahannya setelah konfrontasi kedua pemimpin itu di Gedung Putih pada hari Jumat (28/2) lalu.

“Ia merasa bahwa surat Zelenskyy merupakan langkah awal yang sangat positif. Ada permintaan maaf. Ada pengakuan bahwa Amerika Serikat telah berbuat banyak bagi negara Ukraina, dan dia menyatakan rasa terima kasih,” kata Witkoff.

Sementara itu, Zelenskyy berada di Brussels bersama para pemimpin Eropa untuk melakukan pembicaraan darurat.

“Kami akan mempersenjatai diri lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih efisien daripada Rusia,” kata Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengajukan rencana untuk melonggarkan aturan anggaran sehingga negara-negara yang bersedia dapat membelanjakan uang lebih banyak untuk sektor pertahanan, di samping komitmen untuk mendorong 27 negara anggota untuk menginvestasikan total sekitar $863 miliar dalam sektor pertahanan selama empat tahun ke depan.

“Kami sangat bersyukur bahwa kami tidak sendirian, dan ini bukan sekadar kata-kata,” kata Zelenskyy. “Kami merasakannya. Ini sangat penting.”

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sebelum pembicaraan bahwa anggota Uni Eropa akan "mengambil langkah maju yang tegas," sementara ia menyatakan kekhawatiran tentang pergeseran dukungan AS untuk Ukraina di bawah pemerintahan Trump yang baru.

“Masa depan Eropa tidak harus diputuskan di Washington atau Moskow,” kata Macron.

Dan Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu mengatakan pada Kamis bahwa Prancis berbagi informasi intelijen dengan Ukraina, sebuah langkah yang dilakukan setelah Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina.

Trump pada awal minggu ini memerintahkan AS untuk menangguhkan bantuan militer kepada Ukraina setelah pertemuannya minggu lalu dengan Zelenskyy di Gedung Putih. [lt/ka]

Sejumlah informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.

Forum

XS
SM
MD
LG