Tautan-tautan Akses

Rusia Kecam Keputusan Ukraina untuk Tidak Perpanjang Kontrak Gas Eropa


Stasiun gas Sudzha milik Rusia, 11 Januari 2009. Rusia mengecam keputusan Ukraina untuk tidak lagi memperpanjang kontrak penyaluran gas ke Eropa pada 27 Januari 2024. (Foto: Sergei Chuzavkov/AP Photo)
Stasiun gas Sudzha milik Rusia, 11 Januari 2009. Rusia mengecam keputusan Ukraina untuk tidak lagi memperpanjang kontrak penyaluran gas ke Eropa pada 27 Januari 2024. (Foto: Sergei Chuzavkov/AP Photo)

Keputusan Ukraina untuk memutus kontraknya dengan perusahaan energi Rusia, Gazprom, untuk memasok gas Rusia ke Eropa akan sangat merugikan konsumen Eropa, kata Pemerintah Rusia, Rabu (28/8).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (27/8) mengatakan negaranya tidak akan memperpanjang perjanjian transit melalui Ukraina setelah 31 Desember.

"Sudah berakhir," katanya.

Meskipun konflik sedang berlangsung, Rusia mengirimkan lebih dari 14 miliar meter kubik gas ke Eropa melalui Ukraina pada 2023. Namun, jumlah itu kurang dari 40 miliar meter kubik yang ditentukan dalam kontrak.

Anggota Uni Eropa, yaitu Austria, Hongaria dan Slovakia masih menerima gas Rusia dengan cara ini.

Ketiga negara tersebut terus bergantung pada gas Rusia meskipun Uni Eropa berjanji untuk melepas ketergantungan dari gas Rusia pada 2027 setelah serangan besar-besaran Moskow ke Ukraina yang dilancarkan pada Februari 2022.

“Keputusan Ukraina seperti itu akan sangat merugikan kepentingan konsumen Eropa yang masih ingin membeli gas Rusia,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

“Mereka hanya harus membayar lebih banyak, yang akan membuat industri mereka kurang kompetitif,” tambahnya.

Perusahaan-perusahaan Ukraina menandatangani kontrak dengan Gazprom yang berlaku selama lima tahun pada akhir 2019.

Bulan lalu, Zelensky mengindikasikan bahwa Ukraina sedang berdiskusi dengan Azerbaijan, produsen utama gas alam, untuk menggantikan gas Rusia yang transit di Ukraina.

Namun, Ukraina tidak berbatasan dengan Azerbaijan, yang berarti bahwa gas Azerbaijan masih harus diangkut melalui pipa melalui Rusia.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pada akhir Juli bahwa UE dan Kyiv telah mendekatinya untuk membantu diskusi dengan Moskow guna mencapai kesepakatan.

Sejak 6 Agustus, Ukraina telah melancarkan serangan balasan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Kursk Rusia, merebut puluhan permukiman, termasuk Kota Sudzha.

Kota berpenduduk sekitar 5.000 jiwa ini merupakan lokasi stasiun meteran Sudzha, titik transit besar terakhir untuk pipa gas Rusia yang masih menuju ke Eropa melalui Ukraina. [ft/es]

Forum

XS
SM
MD
LG