Rencana Ukraina ini mencakup penghentian serangan rudal jarak jauh serta gencatan senjata yang mencakup wilayah Laut Hitam.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak hadir dalam pertemuan pada Selasa tersebut. Ukraina diwakili oleh Kepala Staf Zelenskyy, Andriy Yermak, Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha, Menteri Pertahanan Rustem Umerov, serta komandan militer Pavlo Palisa.
Yermak mengatakan kepada wartawan sesaat sebelum pertemuan dimulai bahwa Ukraina siap “melakukan apa pun demi mencapai perdamaian.”
Saat ditanya apakah Ukraina sedang mencari jaminan keamanan, Yermak menjawab “ya” dan menegaskan bahwa Ukraina ingin memastikan agar Rusia tidak pernah mengulangi agresi militernya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz memimpin delegasi Amerika Serikat di tengah dorongan Presiden Donald Trump untuk menengahi diakhirinya perang yang dimulai awal 2022, ketika Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Rubio, Senin (10/3) menyatakan bahwa Amerika Serikat berharap bisa menyelesaikan jeda pemberian bantuan kepada Ukraina. Ia menambahkan bahwa AS sedang berada dalam tahap “mendengarkan” dan berupaya memahami kompromi apa yang mungkin bersedia diberikan oleh Ukraina.
“Ukraina pada dasarnya sudah menerima semua informasi intelijen pertahanan kami saat ini. Menurut saya, gagasan tentang jeda bantuan secara luas semoga dapat kami selesaikan. Tentu saja, apa yang terjadi besok akan sangat menentukan,” ujar Rubio kepada wartawan di atas pesawat militer sebelum mendarat di Jeddah.
“Kami tidak akan duduk di dalam ruangan dan menggambar garis batas di peta, tetapi hanya ingin mendapat gambaran umum tentang kompromi apa yang mungkin mereka (Ukraina) pertimbangkan,” kata Rubio.
Ia menambahkan bahwa tidak ada solusi militer untuk perang ini dan bahwa baik Rusia maupun Ukraina perlu “melakukan hal-hal sulit.”
Pada hari yang sama setelahnya, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Rubio di Kota Pelabuhan Jeddah di Laut Merah. Salman juga mengadakan pertemuan terpisah dengan Zelenskyy di Riyadh.
Kesepakatan Mineral?
Trump sebelumnya menyatakan ketertarikan untuk mensyaratkan kelanjutan bantuan militer dengan akses terhadap sumber daya alam Ukraina. Lebih dari empat lusin mineral, termasuk beberapa jenis logam tanah jarang (rare earth), nikel, dan litium, dianggap krusial bagi perekonomian Amerika Serikat dan pertahanan nasional. Ukraina memiliki deposit besar uranium, litium, dan titanium.
Namun, Rubio menegaskan bahwa finalisasi kesepakatan terkait sumber daya mineral Ukraina bukan menjadi fokus utama pembicaraan pada Selasa ini. “Masih banyak detail yang perlu diselesaikan, dan saat ini kami mungkin, daripada sekadar nota kesepahaman, ingin menandatangani perjanjian spesifik. Itu akan memakan waktu lebih lama,” katanya kepada wartawan.
“Saya tidak akan menilai hasil besok hanya dari ada atau tidaknya kesepakatan mineral. … Topik itu penting, tapi bukan pokok bahasan utama,” tambah Rubio.
Rubio juga memuji Inggris dan Prancis yang menurutnya berperan konstruktif dalam pembicaraan dengan Ukraina. Ia mengatakan kepada VOA bahwa belum ada pembicaraan tentang kemungkinan peran China dalam menjaga perdamaian danrekonstruksi pascaperang di Ukraina.
Kunjungan kali ini menandai kali kedua Rubio datang ke Arab Saudi sejak menjabat. Ia dan beberapa pejabat tinggi Amerika Serikat pernah mengadakan pertemuan dengan pejabat Rusia di Riyadh pada 18 Februari lalu. Rubio dijadwalkan bertolak ke Kanada pada Rabu (12/3) untuk menghadiri pertemuan dengan para menteri luar negeri G7. [th/lt]
Forum