Puluhan ribu warga Palestina terjebak di jalanan pada Minggu (26/1), menunggu untuk kembali ke rumah mereka di wilayah utara Gaza. Mereka mengungkapkan kekecewaan setelah Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata dan menolak membuka jalur penyeberangan.
Sehari setelah pertukaran kedua antara sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan para tahanan Palestina di penjara Israel, penundaan ini menunjukkan rentannya gencatan senjata antara kelompok militan tersebut dan Israel, dua pihak yang telah lama menjadi musuh dalam serangkaian perang di Gaza.
Di wilayah tengah Gaza, antrean orang terlihat di sepanjang jalan-jalan utama menuju utara, beberapa menggunakan kendaraan dan beberapa berjalan kaki, menurut sejumlah saksi mata.
“Gelombang besar masyarakat menunggu isyarat untuk kembali ke Gaza City dan wilayah utara. Mereka jenuh dan ingin pulang,” kata Tamer Al-Burai, pengungsi asal Gaza City. “Bukankah ini kesepakatan yang sudah disetujui?”
“Banyak dari mereka tidak tahu apakah rumah mereka di kampung halaman masih berdiri. Tapi mereka tetap ingin kembali, setidaknya mendirikan tenda di dekat puing-puing rumah mereka, karena ingin merasakan suasana rumah,” katanya kepada kantor berita Reuters melalui aplikasi pesan singkat.
Pada Minggu, saksi mata mengatakan banyak orang yang tidur semalaman di Jalan Salahuddin, jalur utama yang menghubungkan wilayah utara dan selatan, serta di jalanan pesisir menuju utara, menunggu untuk melewati pos-pos militer Israel di koridor Netzarim yang membentang di tengah Jalur Gaza.
Mobil, truk, dan gerobak penuh dengan kasur, bahan makanan, serta tenda yang selama lebih dari setahun menjadi tempat berlindung di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza. Sejumlah sukarelawan turut membagikan air dan makanan.
Berdasarkan perjanjian yang ditengahi Mesir dan Qatar, serta didukung Amerika Serikat, Israel seharusnya mengizinkan warga Palestina yang mengungsi dari rumah mereka di utara untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Namun, Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian karena tidak bisa menyerahkan daftar yang merinci sandera Israel mana yang masih hidup dan tidak menyerahkan Arbel Yehud, seorang wanita Israel yang disandera dalam serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023.
Akibatnya, menurut pernyataan Israel, pos-pos pemeriksaan di wilayah tengah Jalur Gaza tidak akan dibuka untuk mengizinkan penyeberangan ke Gaza utara. Hamas membalas dengan menuduh Israel menunda-nunda dan menyatakan Israel bertanggung jawab atas penundaan ini.
“Lokasi Penghancuran”
Pada Sabtu (25/1), Presiden Amerika Donald Trump memerintahkan militer Amerika untuk mengirimkan bom seberat 1 ton yang sebelumnya ditahan pengirimannya oleh presiden sebelumnya, Joe Biden, karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap warga sipil di Gaza.
Trump juga mendesak Mesir dan Yordania untuk menerima lebih banyak warga Palestina dari Gaza; baik secara sementara maupun permanen, dengan mengatakan, “Kita seharusnya mengosongkan saja seluruh wilayah itu.”
“Di sana pada dasarnya sudah menjadi lokasi penghancuran. Hampir semuanya hancur dan orang-orang sekarat,” katanya kepada wartawan setelah melakukan panggilan telepon dengan Raja Abdullah dari Yordania.
Seorang pejabat Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza, menyikapi pernyataan tersebut dengan penuh kecurigaan, sejalan dengan kekhawatiran lama Palestina tentang potensi pengusiran permanen dari rumah mereka.
“Rakyat Palestina tidak akan menerima tawaran atau solusi apa pun, meski tampak beritikad baik dengan dalih rekonstruksi, seperti yang disampaikan dalam usulan Presiden Amerika Trump,” kata Basem Naim, anggota biro politik Hamas, kepada Reuters.
Pejabat di Rumah Sakit Al-Awda mengatakan empat orang terluka oleh tembakan Israel. Diduga, para tentara berupaya mencegah warga mendekati posisi mereka.
Militer Israel mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina agar tidak mendekati pos-pos mereka di Gaza dan menyatakan bahwa prajuritnya telah melepaskan tembakan peringatan dalam beberapa kesempatan. “Sejauh ini, kami tidak mengetahui adanya korban luka di pihak terduga pelanggar akibat tembakan tersebut,” ujar militer Israel. [th/ab]
Forum