JAKARTA —
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dalam agenda Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/7). Salah satu agenda pembahasan kedua kepala negara itu adalah soal masalah pencari suaka.
Dalam keterangan persnya bersama Perdana Menteri Kevin Rudd usai menggelar pertemuan di istana bogor, Presiden mengatakan, masalah pencari suaka merupakan masalah yang harus dikelola bersama oleh kawasan dan negara asal pencari suaka. Presiden menegaskan sangat tidak adil jika masalah pengungsi ini dibebankan pada Indonesia dan Australia saja.
“Bapak Perdana Menteri Kevin Rudd memiliki pandangan yang sama bahwa semua pihak harus ikut bertanggung jawab dan harus melakukan tindakan yang konkret. Tidak adil kalo ini hanya dibebankan kepada Indonesia dan Australia,” ujarnya.
“.. Misalnya menurut statistik, para pencari suaka itu sebagian besar datang dari Afghanistan, Iran dan Myanmar, sementara itu transitnya bisa lewat Thailand, Malaysia atau Indonesia dan tujuannya hampir semua ke Australia. Kita ingin negara-negara ini duduk bersama dan secara serius mencarikan solusinya.”
Rudd dalam keterangannya menyambut baik inisiatif indonesiamenggelar pertemuan yang disebutnya sebagai solusi bagi semua. Ia mengatakan, karena masalah penanganan pencari suaka menjadi masalah bersama, maka inisiatif yang digagas Presiden Yudhoyono ini, menjadi tugas yang harus diupayakan oleh seluruh negara-negara di kawasan.
“Inisiatif Presiden Yudhoyono harus menjadi kerangka kerja yang harus diupayakan bersama. Saya mengucapkan selamat atas kesediaan Anda menyelenggarakan pertemuan itu dalam waktu dekat, agar tercapai solusi bersama untuk kita semua,” ujarnya.
Menanggapi masalah pencari suaka, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat bidang luar negeri, TB Hasanuddin mengatakanKomisi Isebelumnya telah mengusulkan kepada Pemerintah agar melakukan perundingan dengan negara-negara kawasan khususnya negara asal dari para pencari suaka itu.
“Para pencari suaka itu secara psikologis dan secara kemanusiaan itu sangat-sangat menjadi beban Indonesia. Termasuk juga barangkali menjadi beban negara tujuan yaitu Australia. Luas wilayah Indonesia itu untuk dijangkau patroli laut dan lain sebagainya walaupun bekerja sama dengan angkatan perang Australia itu agak sulit,” ujarnya.
“Pemerintah Indonesia sudah berusaha menampung mereka-mereka itu tetapi kan tetap saja sumber masalahnya itu di negara-negara asal (pencari suaka). Sehingga kita menyarankan sejak dulu coba dirundingkan dengan negara asal dan negara-negara lintasan.”
Dalam keterangan persnya bersama Perdana Menteri Kevin Rudd usai menggelar pertemuan di istana bogor, Presiden mengatakan, masalah pencari suaka merupakan masalah yang harus dikelola bersama oleh kawasan dan negara asal pencari suaka. Presiden menegaskan sangat tidak adil jika masalah pengungsi ini dibebankan pada Indonesia dan Australia saja.
“Bapak Perdana Menteri Kevin Rudd memiliki pandangan yang sama bahwa semua pihak harus ikut bertanggung jawab dan harus melakukan tindakan yang konkret. Tidak adil kalo ini hanya dibebankan kepada Indonesia dan Australia,” ujarnya.
“.. Misalnya menurut statistik, para pencari suaka itu sebagian besar datang dari Afghanistan, Iran dan Myanmar, sementara itu transitnya bisa lewat Thailand, Malaysia atau Indonesia dan tujuannya hampir semua ke Australia. Kita ingin negara-negara ini duduk bersama dan secara serius mencarikan solusinya.”
Rudd dalam keterangannya menyambut baik inisiatif indonesiamenggelar pertemuan yang disebutnya sebagai solusi bagi semua. Ia mengatakan, karena masalah penanganan pencari suaka menjadi masalah bersama, maka inisiatif yang digagas Presiden Yudhoyono ini, menjadi tugas yang harus diupayakan oleh seluruh negara-negara di kawasan.
“Inisiatif Presiden Yudhoyono harus menjadi kerangka kerja yang harus diupayakan bersama. Saya mengucapkan selamat atas kesediaan Anda menyelenggarakan pertemuan itu dalam waktu dekat, agar tercapai solusi bersama untuk kita semua,” ujarnya.
Menanggapi masalah pencari suaka, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat bidang luar negeri, TB Hasanuddin mengatakanKomisi Isebelumnya telah mengusulkan kepada Pemerintah agar melakukan perundingan dengan negara-negara kawasan khususnya negara asal dari para pencari suaka itu.
“Para pencari suaka itu secara psikologis dan secara kemanusiaan itu sangat-sangat menjadi beban Indonesia. Termasuk juga barangkali menjadi beban negara tujuan yaitu Australia. Luas wilayah Indonesia itu untuk dijangkau patroli laut dan lain sebagainya walaupun bekerja sama dengan angkatan perang Australia itu agak sulit,” ujarnya.
“Pemerintah Indonesia sudah berusaha menampung mereka-mereka itu tetapi kan tetap saja sumber masalahnya itu di negara-negara asal (pencari suaka). Sehingga kita menyarankan sejak dulu coba dirundingkan dengan negara asal dan negara-negara lintasan.”