Ratusan orang berkumpul di luar kantor komisi pemilu di pusat Kota Belgrade pada Selasa (26/12), sebelum berjalan menuju Istana Keadilan untuk menuntut pembebasan puluhan demonstran yang ditahan aparat.
Kepolisi Serbia pada Senin (25/12) mengatakan telah menahan sedikitnya 38 orang yang ikut serta dalam demonstrasi terkait laporan meluasnya kecurangan dalam pemilu baru-baru ini. Komisi Pemilihan Umum telah menyatakan pemerintah yang populis sebagai pemenang pemilu parlemen dan lokal.
Kelompok oposisi “Serbia Against Violence” atau “Serbia Melawan Kekerasan” telah melancarkan demonstrasi sejak hari pemilu 17 Desember lalu. Mereka mengatakan telah terjadi kecurangan pemilu, khususnya di ibu kota Belgrade.
Sejumlah politisi dari kelompok oposisi bahkan melakukan aksi mogok makan.
Para demonstran pada Minggu (23/12) malam berupaya memasuki Balai Kota Beograd dengan memecahkan kaca-kaca jendela, sebelum polisi anti huru-hara memukul mundur demonstran dengan menggunakan gas air mata, semprotan merica dan pentungan.
Perwakilan “Serbia Against Violence” mengatakan tidak akan pernah mengakui hasil pemilu, dan menyerukan pembatalan keputusan serta melangsungkan kembali pemilu yang bebas dan adil.
Aliansi tersebut pekan lalu mendesak Uni Eropa untuk menyelidiki hasil pemilu yang berlangsung pada bulan Desember ini setelah sejumlah pengamat internasional mengatakan pemilu dilangsungkan “dalam kondisi yang tidak adil.”
Partai Progresif Serbia, yang memenangkan pemilu, membantah telah melakukan kecurangan dan bersikeras bahwa pemungutan suara berlangsung adil meskipun ada kritik dari pemantau internasional dan pemantau lokal. [em/rs]
Forum