Tautan-tautan Akses

Rakyat Ukraina Bela Zelenskyy Usai Ricuh dengan Trump


Seorang wanita berjalan di sepanjang salah satu jalan utama Kyiv, 27 Februari 2025, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: Tetiana Dzhafarova/ AFP)
Seorang wanita berjalan di sepanjang salah satu jalan utama Kyiv, 27 Februari 2025, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: Tetiana Dzhafarova/ AFP)

Sebagian besar warga Kyiv yakin Ukraina akan dapat terus maju apa pun yang akan terjadi, tetapi sebagian lainnya khawatir dengan putusnya hubungan antara Zelenskyy dan Trump.

Rakyat Ukraina berkumpul di jalan-jalan di ibu kota Ukraina, Kyiv, untuk menunjukkan dukungan kepada Presiden Volodymyr Zelenskyy, Jumat (28/2), setelah terlibat perdebatan sengit dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih.

Zelenskyy secara terbuka menantang Trump atas pendekatannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan tersebut dan mendesaknya untuk "tidak berkompromi dengan seorang pembunuh."

Trump menuduh Zelenskyy sedang mempertaruhkan pecahnya Perang Dunia Ketiga dan tidak berterima kasih kepada Washington atas bantuan militer yang diberikan kepada Ukraina.

"Trump akhirnya mengerti bahwa Zelenskyy adalah seorang presiden yang tidak akan menyerah begitu saja," kata Mila, seorang manajer sumber daya manusia (SDM) yang tidak menyebutkan nama belakangnya. Dia berbicara pada suatu malam yang dingin di pusat kota Kyiv.

"Bukan Ukraina yang berjudi dengan Perang Dunia Ketiga - lebih mungkin kami dimanfaatkan sebagai alat tawar-menawar dalam permainan ini," kata Oksana, seorang konsultan bisnis.

Di media sosial, para pejabat Ukraina dan tokoh terkemuka lainnya juga mendukung Zelenskyy. Mereka menyerukan persatuan di negara yang kelelahan karena pertempuran yang melelahkan selama tiga tahun.

"Presiden Zelenskyy memiliki keberanian dan kekuatan untuk membela apa yang benar," tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha, yang berada di pertemuan dengan Trump, di media sosial.

Sementara sebagian besar warga Kyiv yang diwawancarai Reuters mengatakan Ukraina akan dapat terus maju apa pun yang akan terjadi, sejumlah warga lainnya khawatir dengan putusnya hubungan antara kedua pemimpin.

"Tanpa pasokan senjata dari Amerika Serikat, kita tidak akan memenangkan perang ini dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Andriy, seorang dosen universitas berusia 59 tahun.

Pertemuan Trump-Zelenskyy Ricuh, Perjanjian Mineral Batal
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:43 0:00

Pertemuan di Washington dimaksudkan untuk meredakan hubungan pribadi yang tidak harmonis antara Trump dan Zelenskyy. Kedua pemimpin itu sedianya akan menandatangani perjanjian yang akan membagi keuntungan dari cadangan bahan baku penting Ukraina dengan Amerika Serikat.

Namun, pertemuan dengan cepat berubah menjadi adu mulut sengit di depan kamera karena Trump tampaknya membuat Zelenskyy kesal dengan menolak mengutuk Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina tiga tahun lalu dan menduduki sebagian wilayahnya sejak 2014.

"Perjanjian dan partisipasi Amerika Serikat dalam transaksi mineral akan menstabilkan hubungan. Sekarang sangat menakutkan," kata Petro, seorang mahasiswa berusia 20 tahun.

"Saya pikir itu bisa didekati dengan cara yang lebih diplomatis, tetapi dari sudut pandang individu saya dapat memahami Zelenskyy karena nada dialog dengan Trump dan Vance mengindikasikan bahwa itu akan berakhir seperti ini," ujar Petro. [ft]

Forum

XS
SM
MD
LG