Warga Liberia, Selasa (14/11) memberikan suara dalam pemilihan putaran kedua antara Presiden George Weah dan mantan Wakil Presiden Joseph Boakai, dalam apa yang diharapkan menjadi pertarungan perolehan suara yang sengit di antara dua rival lama itu.
Mantan pemain sepak bola Weah, yang menjabat pada 2018, menang dengan hanya selisih suara 7 ribu, melawan politisi karir Boakai dalam pemilu pada Oktober lalu. Weah gagal memperoleh 50 persen suara untuk mengamankan kemenangan secara langsung.
Weah telah meminta pada pemilih memberinya kesempatan untuk memenuhi janji di masa jabatan pertamanya untuk membasmi korupsi dan memperbaiki kehidupan rakyat. Negara di Afrika Barat ini masih merasakan dampak dari dua perang saudara antara tahun 1989 dan 2003, dan epidemi Ebola pada tahun 2013-2016 yang membunuh ribuan rakyat.
Sementara itu, Boakai yang kalah dari Weah pada pemilu 2017, telah berkampanye tentang perlunya menyelamatkan negara itu dari apa yang dia sebut sebagai kesalahan manajemen oleh pemerintahan presiden Weah.
Mantan wakil presiden Zambia yang juga kepala misi pemantau Pemilu, Nevers Mumba mengatakan bahwa dia terkesan dengan rakyat Liberia yang mempertunjukkan daya tahan untuk mengekspresikan kehendak demokrasinya.
“Kami sangat terkesan, karenanya kami berpikir bahwa negara-negara lain di kawasan ini bisa belajar dari apa yang coba dilakukan oleh Liberia. Karena alasan ini pulalah, kami meminta Liberia untuk tidak melangkah mundur dalam Pemilu ini. Dengan jalan yang sama, seperti ketika mereka melakukannya pada 10 Oktober lalu, mari kita lihat rakyat Liberia melakukan hal sama, setelah putaran kedua ini.” [ns/em]
Forum