Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkeras memperingatkan hari Jumat bahwa ia bersedia mengambil risiko konfrontasi dengan Amerika atas serbuan militer Turki ke Suriah utara, dan bertekad untuk kemudian menyerang satu kota yang dikuasai Kurdi dimana Pasukan Khusus Amerika ditempatkan.
Ketika berbicara dengan para anggota Partai Keadilan dan Pembangunannya (AKP) yang berkuasa di Ankara, Erdogan dengan marah menolak seruan Amerika agar Turki membatasi serangannya di Suriah yang dimulai pekan lalu, dengan mengatakan kota berikut yang akan diserang setelah daerah kantong Kurdi, Afrin, dimana tank-tank Turki sedang melintasi lumpur musim dingin, adalah Manbij, yang meningkatkan kemungkinan pasukan Amerika dengan tak disengaja terseret ke dalam pertempuran sengit antara Turki dan Kurdi Suriah.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan hari Sabtu (27/1) Amerika Serikat harus ditarik dari daerah Manbij Suriah utara segera, yang memberi indikasi serangan bakal terjadi.
Hari Rabu, Presiden Amerika Donald Trump mengutarakan keprihatinan dalam pembicaraan telepon dengan Erdogan mengenai serangan Turki yang bertujuan untuk mengusir milisi Kurdi yang dipandang Amerika sebagai sekutu dalam perang melawan kelompok terror ISIS. [gp]
Trump mendesak Erdogan agar membatasi serangannya di Suriah dan menghindarkan korban sipil. Namun Presiden Amerika itu mengakui keabsahan keprihatinan keamanan Turki, menurut para pejabat Turki, yang mengatakan bahwa Trump meminta Erdogan agar jangan “mengecam Amerika Serikat.” [gp]