Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye, pada Kamis (12/9), membubarkan parlemen yang didominasi oleh kubu oposisi, membuka jalan bagi pemilu legislatif dadakan enam bulan setelah ia terpilih dengan platform antikemapanan.
Pemilu baru akan digelar pada 17 November, kata Faye dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis malam di mana ia meminta pemilih untuk memberikan mandat kepada partainya sehingga ia dapat melaksanakan "transformasi sistemik yang saya janjikan."
Menurut sejumlah analis, partai politik Faye, PASTEF, berpeluang tinggi menjadi mayoritas, mengingat popularitas partai itu dan margin kemenangannya dalam pemilihan presiden pada Maret lalu.
Platform oposisi Benno Bokk Yaakar yang dipimpin mantan Presiden Macky Sall mengutuk tindakan tersebut.
Mereka menilai Faye telah mengadakan sesi legislatif dengan alasan bohong untuk mengumumkan pembubaran itu, menuduhnya melakukan "sumpah palsu."
Faye, 44, memenangkan pemilu pada Maret dan menjadi presiden terpilih termuda di Afrika, kurang dari dua minggu setelah ia dibebaskan dari penjara.
Kebangkitannya mencerminkan rasa frustrasi yang meluas di kalangan pemuda Senegal terhadap arah negara, sentimen yang umum yang terjadi di seluruh Afrika, yang memiliki populasi termuda di dunia dan sejumlah pemimpin yang dituduh mempertahankan kekuasaan selama puluhan tahun.
Selama kampanye presiden, ia menjanjikan reformasi yang meluas untuk meningkatkan standar hidup rakyat, termasuk memerangi korupsi, meninjau ulang izin penangkapan ikan untuk perusahaan asing, dan memberikan bagian yang lebih besar dari sumber daya alam negara tersebut untuk penduduk. [ka/jm]
Forum