Wakil Presiden AS Kamala Harris bergabung dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada sebuah upacara hari Kamis di Paris untuk memperingati Hari Gencatan Senjata.
Upacara di Arc de Triomphe itu memperingati perjanjian tahun 1918 antara Sekutu dan Jerman untuk mengakhiri Perang Dunia I.
Ini menyusul kunjungan hari Rabu oleh Harris dan suaminya, Doug Emhoff, ke Suresnes American Cemetery and Memorial di luar kota Paris, di mana mereka ambil bagian dalam upacara peletakan karangan bunga untuk memperingati Hari Gencatan Senjata dan Hari Veteran pada hari Kamis di AS. Lokasi itu untuk menghormati tentara Amerika yang tewas dalam kedua perang dunia dan menyimpan sisa-sisa kerangka hampir 1.600 tentara Amerika.
Harris mengunjungi Prancis sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki hubungan yang memburuk antara dua sekutu lama ini. Ia dan Macron sama-sama menggambarkan peluang untuk bekerja sama dan dimulainya “era baru” sewaktu mereka berbicara kepada wartawan sebelum bertemu hari Rabu di Istana Elysee.
“Saya menantikan beberapa hari mendatang di mana kami akan melanjutkan kerja sama dan memperbarui fokus yang selalu kami miliki dalam kemitraan kami, serta manfaatnya bagi rakyat Prancis, AS dan dunia,” ujar Harris.
Symone Sanders, penasihat senior dan kepala juru bicara Harris mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa Macron dan Harris membahas kerja sama dalam keamanan transatlantik, penjelajahan antariksa dan persiapan menghadapi pandemi pada masa mendatang.
Harris dijadwalkan berbicara pada hari Kamis di Forum Perdamaian Paris dan mewakili AS pada sebuah pertemuan puncak pada hari Jumat mengenai Libya menjelang pemilu negara itu bulan depan.
Hubungan antara Prancis dan AS merosot ke tingkat rendah pada bulan September sewaktu Australia membatalkan kesepakatan bernilai 65 miliar dolar untuk membeli kapal selam tradisional dari Prancis, dan memilih kesepakatan di mana Australia akan membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan AS dan Inggris. [uh/ab]