Presiden Iran Hassan Rouhani bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow untuk membahas kepentingan ekonomi bersama dan kerjasama di Suriah dan Timur Tengah. Iran dan Rusia adalah pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Putin menerima kedatangan Hassan Rouhani di Kremlin hari Selasa (28/3) untuk membahas kerjasama ekonomi dan politik, termasuk di Timur Tengah dan perang di Suriah.
"Tujuan akhir kami adalah memperkuat perdamaian dan kestabilan di kawasan. Peningkatan hubungan antara kedua negara tidak ditujukan pada pihak ketiga manapun,” demikian kata presiden Hassan Rouhani.
Namun, analis mengatakan Iran menghendaki jaminan dukungan Rusia di kawasan, di mana Teheran tidak punya banyak sahabat.
"Jadi penting bagi Rouhani untuk mendapat dukungan ini, untuk didukung Rusia karena posisi Iran dan Rusia di kawasan,” demikian kata Irina Federova dari Institut Kajian Oriental RAS.
"Posisi (kedua negara) itu meningkat setelah Amerika menarik diri dari perang Suriah. Rusia masuk, membuat Putin menjadi pemain dominan di Suriah," imbuhnya.
Bulan Agustus, Rusia mulai melancarkan misi serangan udara dari pangkalan-pangkalan Iran berdasar kasus demi kasus setelah Iran menawarkan penggunaan pangkalan-pangkalan itu dalam mendukung bersama pemimpin Suriah Bashar al-Assad.
Menurut Irina Federova, dukungan untuk Damaskus menguntungkan Rusia. Mundurnya Amerika meninggalkan kevakuman di Suriah, dan tambah Federova, Putin selalu memanfaatkan kevakuman.
Sementara itu, Kremlin masih menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Amerika di bawah kepemimpinan presiden Donald Trump. Namun Trump menginginkan tindakan yang lebih tegas terhadap Iran. Menurut Federova, mungkin masalah ini juga dibahas. Ia mencatat bahwa masalah ini kadang dibahas dalam media Iran.
Menghangatnya hubungan Rusia dengan Israel, musuh bebuyutan Iran, juga mencemaskan Teheran.
"Rusia dan Iran selama ini dapat mengesampingkan perbedaan pendapat yang ada antara keduanya karena kepentingan utama mereka adalah mengurangi pengaruh Barat, terutama Amerika, di Timur Tengah. Karena mereka saling membutuhkan, saya kira mereka akan mengesampingkan perbedaan pendapat ini untuk sementara,” ujar Anna Borshchevkaya dari Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat.
Presiden Iran Hassan Rouhani juga akan mendapat manfaat dari pembelian senjata yang ditandatanganinya di Rusia, dalam lawatannya yang terakhir sebelum pemilihan presiden Iran bulan Mei. [ds]