Tautan-tautan Akses

Perusahaan Tennessee Tolak Permintaan Pemerintah untuk Menarik Kembali 67 Juta Pemompa Kantong Udara Berbahaya


Lokasi dari pabrik ARC Automotive yang berlokasi di Knoxville, Tennessee, dalam foto yang diambil pada 14 Juli 2015. (Foto: Adam Lau/Knoxville News Sentinel via AP, File, File)
Lokasi dari pabrik ARC Automotive yang berlokasi di Knoxville, Tennessee, dalam foto yang diambil pada 14 Juli 2015. (Foto: Adam Lau/Knoxville News Sentinel via AP, File, File)

Sebuah perusahaan di Tennessee kemungkinan akan menghadapi pertarungan hukum dengan regulator keselamatan mobil di Amerika Serikat setelah menolak permintaan untuk menarik kembali atau recall jutaan “inflator” (mekanisme pemompa) kantong udara yang berpotensi berbahaya.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) menuntut agar ARC Automotive Inc. yang berasal dari Knoxville, Tennessee, untuk menarik kembali 67 juta “inflator” kantong udara karena dapat meledak dan melemparkan pecahan logam seperti peluru. NHTSA mengatakan sedikitnya dua orang tewas di AS dan Kanada, dan tujuh orang lainnya luka-luka akibat “inflator” ARC yang rusak.

Ada 284 Juta Kendaraan Harus Ditarik

Penarikan kembali itu akan mencakup sebagian besar dari 284 juta kendaraan yang sekarang berada di jalan-jalan raya Amerika Serikat, namun prosentasenya sulit ditentukan. Sebagian kendaraan itu memiliki “inflator” ARC di bagian pengemudi dan penumpang depan.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan pada Jumat (12/5) lalu, NHTSA mengatakan kepada ARC bahwa setelah melakukan penyelidikan selama delapan tahun, mereka secara tentatif menyimpulkan bahwa “inflator” pengemudi dan penumpang depan ARC memiliki cacat keamanan.

“Inflator kantong udara yang memproyeksikan pecahan logam ke arah penumpang dibanding memompa kantong udara secara benar, menciptakan risiko cedera dan kematian yang tidak masuk akal,” demikian tulis Direktur Urusan Investigasi Cacat Kendaraan(NHTSA) Stephen Ridella dalam surat kepada ARC.

ARC menjawab surat itu dengan mengatakan “inflator” buatannya tidak cacat, dan setiap masalah terkait masalah manufaktur sudah diisolasi.

Langkah selanjutnya dalam proses tersebut adalah NHTSA akan mengadakan audiensi publik. Lalu, lembaga tersebut dapat menyeret perusahaan yang tidak mematuhi rekomendasi itu ke pengadilan, untuck memaksa perusahaan melakukan penarikan atau recall piranti yang dinilai berisiko berbahaya itu.

“Kami tidak sepakat dengan permintaan NHTSA ketika pengujian ekstensif di lapangan tidak mendapati cacat yang disebutkan,” kata ARC dalam surat balasannya.

General Motors Recall Hampir Satu Juta Kendaraan

NHTSA juga mengunggah dokumen yang menunjukkan General Motors menarik kembali hampir satu juta kendaraan yang dilengkapi “inflator” ARC. Penarikan itu mencakup mobil tipe Buick Enclave 2014-2017, Chevrolet Traverse, dan SUV GMC Acadia.

General Motors mengatakan ledakan “inflator” dapat mengakibatkan terlontarnya pecahan logam tajam yang mengenai pengemudi atau penumpang lain, mengakibatkan cedera serius, atau bahkan kematian.

Perusahaan tersebut menambahkan bahwa pemilik kendaraan akan diberitahu melalui surat mulai 25 Juni mendatang, tetapi upaya perbaikan dari masalah tersbeut belum tersedia. Surat lain akan dikirim ketika proses perbaikan siap dilakukan.

Lebih jauh General Motors mengatakan akan menawarkan “courtesy transportation” atau semacam mobil pengganti untuk sementara waktu, bagi pemilik yang khawatir mengendarai kendaraan yang termasuk dalam daftar yang harus di-recall.

Salah satu dari dua kematian akibat masalah “inflator” kantong udara ini adalah seorang ibu sepuluh anak yang tewas dalam apa yang tampaknya merupakan kecelakaan kecil di Upper Peninsula, Michigan, pada musim panas tahun 2021. Laporan polisi menunjukkan pecahan “inflator” menancap di lehernya dalam kecelakaan yang melibatkan Chevrolet Traverse SUC buatan tahun 2015.

NHTSA mengatakan puluhan pembuat mobil telah menggunakan “inflator” yang diduga rusak, termasuk Volkswagen, Ford, BMW, dan General Motors. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG