Perundingan untuk mengakhiri perang di Sudan yang sudah berlangsung selama 16 bulan terakhir antara militer dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) akan dilakukan pekan ini, kata utusan khusus AS pada hari Senin (12/8), terlepas dari minimnya tanda-tanda dari kedua pihak untuk mengupayakan resolusi damai.
Tentara Sudan sudah menolak undangan perundingan. Di sisi lain, RSF melanjutkan serangannya di beberapa wilayah negara itu, meski menyambut baik inisiatif AS dan Arab Saudi.
Kegagalan upaya untuk mengakhiri perang akan memperparah konflik yang telah memicu krisis kemanusiaan terbesar di dunia tersebut. Krisis itu telah memicu 10 juta orang mengungsi dan menciptakan kondisi seperti kelaparan di seantero negeri.
Tom Perriello, utusan khusus AS untuk Sudan, mengatakan bahwa Jenewa menjadi lokasi digelarnya perundingan yang akan dimulai pada Rabu (14/8). Perundingan itu menjadi upaya internasional terbaru untuk mengakhiri perang dan bertujuan untuk menyepakati diakhirinya kekerasan, akses kemanusiaan yang lebih luas, dan sebuah mekanisme untuk memantau dan memastikan penerapannya.
Perriello mengatakan pada Senin bahwa apabila pada akhirnya perundingan di antara pihak tentara Sudan dan RSF tidak mungkin dilaksanakan, maka pertemuan akan tetap dilakukan bersama para pakar dan pemantau, termasuk Uni Afrika, Uni Emirat Arab dan Mesir, untuk memformulasikan sebuah rencana aksi yang akan disampaikan kepada kedua pihak. [rd/ka]
Forum