Presiden AS Joe Biden bertemu dengan para pemimpin tinggi Kongres AS di Gedung Putih, Rabu (17/1) sore, untuk menyoroti kebutuhan keamanan Ukraina. Pertemuan itu digelar ketika para senator berusaha menggolkan kesepakatan penting mengenai imigrasi yang pada gilirannya bisa meloloskan permintaan Biden berupa anggaran dana bantuan bagi Ukraina, Israel dan sekutu Amerika Serikat lainnya sejumlah $110 miliar (sekitar Rp1.719 triliun).
Ketua DPR AS Mike Johnson dan anggota Partai Republik lainnya memanfaatkan pertemuan tatap muka dengan Biden itu untuk mendesak sang presiden agar mengambil kebijakan keamanan perbatasan yang lebih keras. Johnson mengatakan kepada Biden bahwa politisi Partai Republik di Kongres menuntut “perubahan kebijakan secara substantif” dan menekankan bahwa tindakan eksekutif yang sudah diambil Gedung Putih terkait masalah imigrasi justru melemahkan perbatasan.
“Kami paham bahwa ada kekhawatiran mengenai keselamatan, keamanan dan kedaulatan Ukraina,” kata Johnson kepada wartawan usai pertemuan yang berlangsung selama lebih dari sejam. “Namun rakyat Amerika juga mempunyai kekhawatiran yang sama terkait kedaulatan dalam negeri kita sendiri, serta keselamatan dan keamanan kita.”
Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer, yang berasal dari Partai Demokrat, juga menemui wartawan usai rapat itu. Ia menekankan bahwa Biden berulang kali mengatakan bahwa dirinya bersedia berkompromi dalam langkah-langkah tertentu untuk mengamankan perbatasan. Biden juga ingin agar setiap upaya yang dilakukan di Kongres – yang saat ini sangat terpecah – harus bersifat bipartisan. Anggota DPR dari Partai Republik bersikeras ingin meloloskan kebijakan keamanan perbatasan garis keras yang tidak didukung sama sekali oleh Partai Demokrat.
“Ada kesepakatan yang sangat besar di meja perundingan bahwa kita harus menangani Ukraina dan juga perbatasan,” ungkap Schumer.
Ia mengaku bahwa rapat itu “produktif” dan membuatnya “lebih optimistis dari sebelumnya bahwa kesepakatan dapat kita capai.”
Gedung Putih mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Kongres untuk memberi penjelasan kepada mereka mengenai kebutuhan senjata dan bantuan lainnya di Ukraina saat ini, yang digambarkan Gedung Putih “sangat mendesak.”
Dengan mengundang para pemimpin keamanan nasional, rapat tersebut diharapkan dapat memberi kesan kepada sang ketua DPR baru betapa pentingnya paket bantuan dan pendekatan AS saat ini terhadap berbagai urusan dunia.
Politisi Partai Republik yang hadir di pertemuan itu, bahkan Johnson, sebagian besar mendukung pengiriman bantuan ke Ukraina, namun telah menekankan kepada Gedung Putih bahwa mereka membutuhkan kebijakan keamanan perbatasan yang signifikan sebagai imbalannya, untuk meyakinkan sebagian besar anggota Kongres dari Partai Republik yang skeptic untuk mengirimkan lebih banyak bantuan ke luar negeri. [rd/rs]
Forum