Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengunjungi Rabat, pada Kamis (7/4), untuk bertemu dengan Raja Maroko Mohammed VI dalam upayanya meredakan ketegangan diplomatik yang terjadi akibat sengketa wilayah Sahara Barat.
Hubungan kedua negara merenggang sejak April tahun lalu ketika Maroko marah karena Spanyol mengijinkan pemimpin dari gerakan prokemerdekaan Sahara Barat memperoleh perawatan medis untuk COVID-19 di sebuah rumah sakit di Spanyol setelah ada permintaan dari Aljazair, sebuah negara sekutu dari kelompok Sahrawis yang prokemerdekaan.
Maroko menanggapinya dengan melonggarkan kendali di wilayah perbatasannya di seputar daerah kantong Ceuta sehingga memicu gelombang ribuan warga muda Maroko dan migran dari negara-negara Afrika lainnya yang masuk ke wilayah Spanyol.
Hubungan ini membaik setelah Sanchez mengirim surat kepada Raja Mohammed bulan lalu dan mengatakan Spanyol mendukung rencana Maroko untuk memberikan otonomi lebih besar kepada kawasan itu asalkan tetap berada di bawah kedaulatan Maroko. Hal itu telah membuat marah banyak kalangan di Spanyol dan juga sekutu Sahara Barat, Aljazair.
"Hari ini merupakan hari yang penting untuk Spanyol dan Maroko karena kami memprakarsai sebuah tahap baru hubungan bilateral,” demikian kata Sanchez setelah bertemu dengan Raja Mohamad IV, setelah mereka berbuka puasa bersama disertai para anggota keluarga. [jm/lt]