Tautan-tautan Akses

Pengawas Senjata Kimia Pastikan Navalny Diracun dengan Agen Saraf


Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, dalam wawancara dengan blogger Yury Dud, di Berlin, Jerman. Video wawancara dirilis 6 Oktober 2020. (Foto: vDud via Reuters TV)
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, dalam wawancara dengan blogger Yury Dud, di Berlin, Jerman. Video wawancara dirilis 6 Oktober 2020. (Foto: vDud via Reuters TV)

Para pakar dari pengawas senjata kimia dunia memastikan, Selasa (6/10), bahwa zat yang digunakan untuk meracuni pengkritik Kremlin, Alexei Navalny berasal dari agen saraf yang mematikan. Racun terlarang itu termasuk jenis racun Novichok yang dipakai Soviet.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons/OPCW) mengatakan, penanda molekul dalam darah dan urin (air seni) Navalny mempunyai "ciri-ciri susunan yang mirip dengan bahan kimia beracun yang dikandung” dalam kelompok racun Novichok.

Navalny diterbangkan ke Berlin untuk perawatan, setelah jatuh sakit dalam penerbangan di Siberia pada 20 Agustus. Sejumlah pemerintahan negara Barat menyerukan penyelidikan international atas kasus itu, dengan banyak pemimpin dunia yang mencurigai bahwa pemerintah Rusia mungkin terlibat dalam meracuni tokoh oposisi terkemuka.

Navalny, 44 tahun, dipulangkan dari rumah sakit pada 23 September dan berjanji kembali ke Rusia untuk melanjutkan pekerjaan oposisinya, setelah menyelesaikan rehabilitasi di Jerman.

Rusia berulang kali membantah tuduhan terlibat dalam insiden itu dan secara luas menolak temuan medis oleh dokter militer Jerman yang mengidentifikasi agen saraf bulan lalu.

Moscow meminta bantuan OPCW pada 1 Oktober untuk memastikan adanya racun. Menurut pernyataan temuan mereka, para ahli mengatakan, analisa sampel yang diambil dari Navalny membuktikan bahwa agen saraf dari kelompok Novichok digunakan untuk meracuni Navalny. [ps/pp]

XS
SM
MD
LG