Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny memberitahu sebuah majalah Jerman bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik kasus peracunannya.
Dalam cuplikan pernyataan yang dirilis hari Kamis (1/10) oleh Der Spiegel, Navalny mengatakan, “Saya tidak punya versi lain lagi mengenai bagaimana kejahatan ini dilakukan.”
Kremlin membantah terlibat dalam peracunan itu.
Navalny jatuh sakit dalam penerbangannya 20 Agustus lalu dan semula di rawat di Omsk, kota di Siberia.
Para dokter Rusia menyatakan mereka tidak mendapati jejak racun, tetapi setelah Navalny dipindahkan ke rumah sakit di Jerman, tes di sana menunjukkan ia diracun dengan Novichok, agen saraf yang mula-mula dikembangkan oleh bekas Uni Soviet. Berbagai tes selanjutnya yang dilakukan di laboratorium di Prancis dan Swedia mengukuhkan hasil itu.
Jenis agen saraf yang sama juga digunakan dalam serangan tahun 2018 terhadap seorang mantan mata-mata di Inggris.
Navalny kerap mengkritik Putin, dan memberitahu Der Spiegel bahwa ia berencana untuk kembali ke Rusia.
“Tugas saya adalah tetap menjadi orang yang tidak takut,” katanya kepada majalah itu. “Dan saya tidak takut,” lanjutnya.
Navalny menghabiskan waktu 32 hari di rumah sakit. Para dokternya di Jerman menyatakan ia dapat pulih sepenuhnya. [uh/ab]