Pengadilan Korea Selatan, Senin (30/9) menjatuhkan hukuman penjara kepada tiga polisi atas kegagalan mereka dalam menangani perayaan Halloween tahun 2022 di distrik hiburan malam di Seoul yang menewaskan hampir 160 orang.
Ini adalah hukuman pertama bagi para pejabat atas kegagalan pihak berwenang untuk mencegah atau menangani kepadatan yang terjadi di distrik Itaewon yang populer. Tidak ada pejabat tingkat atas yang didakwa atau dimintai pertanggungjawaban, sehingga memicu kecaman dari keluarga yang berduka dan politisi oposisi.
Peristiwa berdesak-desakan tersebut, salah satu bencana terbesar di masa damai di Korea Selatan, menyebabkan kesedihan nasional. Para korban, yang sebagian besar berusia 20-an dan 30-an, berkumpul di Itaewon untuk merayakan Halloween.
Pengadilan Distrik Barat Seoul menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada Lee Im-jae, mantan kepala kantor polisi Yongsan, yang wilayah hukumnya meliputi Itaewon. Pengadilan juga menjatuhkan hukuman dua tahun penjara kepada seorang perwira polisi Yongsan dan memberikan hukuman percobaan selama dua tahun kepada perwira ketiga.
Ketiga petugas tersebut dinyatakan bersalah atas kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian. Pengadilan memutuskan bahwa desak-desakan tersebut bukanlah bencana alam dan dapat dicegah atau jumlah korban dapat dikurangi jika ketiga petugas tersebut mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi kerumunan massa, memperingatkan orang lain akan bahaya dengan cepat, dan mengawasi polisi lainnya dengan tepat.
Pengadilan itu juga memutuskan bahwa Park Hee-young, kepala kantor distrik Yongsan, dan tiga pejabat distrik lainnya tidak bersalah. Pengadilan mengatakan bahwa kantor distrik itu tidak mungkin memiliki hak hukum untuk mengendalikan atau membubarkan kerumunan orang.
Anggota keluarga yang berduka mengecam pembebasan Park dan pejabat distrik lainnya. “Apakah ini masuk akal?
Kami tidak bisa menerima ini,” kata Lee Jeong-min, seorang perwakilan keluarga, kepada wartawan.
Pada awal tahun 2023, penyelidikan khusus polisi menyimpulkan bahwa polisi dan pejabat kota telah gagal merumuskan langkah-langkah pengendalian kerumunan yang efektif meskipun telah mengantisipasi jumlah orang yang sangat banyak di Itaewon.
Para penyelidik mengatakan bahwa polisi juga mengabaikan panggilan hotline dari para pejalan kaki yang memperingatkan akan membengkaknya jumlah orang sebelum lonjakan pengunjung itu berubah menjadi mematikan. [my/ab]