Usaha pencitraan Korea Utara melalui Olimpiade telah berhasil memperbaiki citranya di kalangan rakyat Korea Selatan, sementara Amerika memberi indikasi keterbukaan baru untuk dialog.
Hari Senin (12/2), Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan kunjungan delegasi Olimpiade Korea Utara telah membuka pintu bagi kerjasama lebih lanjut yang dapat membantu meredakan ketegangan belakangan ini atas sikap Pyongyang yang mengancam dan karena seringnya melakukan percobaan nuklir dan misil dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: KTT Korut-Korsel Dapat Persulit Usaha AS Menekan Korut
“Ini menunjukkan bahwa Korea Utara bersedia meningkatkan hubungan antara Korea Selatan dan Utara. Kita juga yakin ini menunjukkan bahwa mereka mungkin akan mengambil tindakan drastis yang belum pernah diambil kalau diperlukan,” kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Baik Tae-Hyun.
Juru bicara Unifikasi itu tidak menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan “tindakan drastis yang belum pernah diambil” tetapi Seoul telah menyatakan bahwa sasaran usaha dialog adalah untuk memulai pembicaraan denuklirisasi antara Amerika dan Korea Utara.
Kedua belah pihak tidak bersedia membuat konsesi untuk memfasilitasi dialog. Korut enggan membahas wacana untuk menghentikan program nuklirnya, yang katanya diperlukan untuk mencegah invasi yang dipimpin AS. Sementara AS telah menuntut pemerintahan Kim Jong Un untuk menghapus program nuklirnya sebagai syarat perundingan.
Namun, hari Minggu Wakil Presiden AS Mike Pence, yang memimpin delegasi Olimpiade AS ke Korsel, dilaporkan mengatakan dia berbicara dengan Presiden Moon mengenai kemungkinan syarat-syarat perundingan dengan Korut, dan bahwa AS mungkin terbuka untuk melakukan perundingan tanpa syarat dengan Korut. Tapi dia menekankan AS akan terus memperkuat sanksi-sanksi, dan mempertahankan ancaman kekuatan militer yang kredibel, untuk menekan Korut sampai negara itu setuju untuk menghentikan program nuklirnya.
Baca juga: Diplomasi Jadi Pusat Perhatian di Olimpiade Pyeongchang
Hari Minggu, Orkes Samjiyon yang beranggotakan 140 orang tampil di Teater Nasional Korea di Seoul setelah delegasi Korut dan Korsel berpawai bersama di bawah bendera Korea bersatu dalam upacara pembukaan Olimpiade, dan berkompetisi bersama dalam tim hoki Olimpiade perempuan.
Termasuk di antara yang hadir adalah Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un dan kepala negara simbolis Kim Yong Nam. Presiden Korsel Moon Jae-in dan ibu negara Kim Jung Sook juga hadir dan duduk di samping para pejabat tinggi Korut.
Pada akhir konser hari Minggu, orkes Korut itu tampil bersama Seohyun, seorang penyanyi dari grup pop Korsel Girls' Generation, dan memainkan lagu Korea berjudul “Keinginan Kami Adalah Unifikasi.”
Konser di Seoul itu dihadiri 1.500 warga Korsel. Lebih dari 150.000 orang ingin mendapat tiket untuk menyaksikan kedua penampilan Korut itu di Seoul hari Minggu dan di kota Gangneung, sehari sebelum upacara pembukaan. Sebagian besar tiket dibagikan lewat sistem undian.
Banyak yang menghadiri acara hari Minggu itu optimis atas partisipasi Korut dalam Olimpiade dan mengatakan itu mungkin akan mendorong kerjasama lebih jauh. [vm/ii]