Pemimpin oposisi konservatif Jerman diperkirakan tiba di Kyiv, Selasa (3/5) untuk melangsungkan pertemuan dengan sejumlah pejabat Ukraina, sementara Kanselir Olaf Scholz menyatakan ia tidak akan mengunjungi Ukraina dalam waktu dekat.
Scholz bertikai dengan sejumlah pejabat Ukraina dalam beberapa pekan terakhir karena penolakan Kyiv untuk mengundang kepala negara Jerman, Presiden Frank-Walter Steinmeier, yang dituduh Ukraina menjalin hubungan yang akrab dengan Rusia sewaktu menjabat menteri luar negeri.
“Ini tidak bisa dibenarkan. Untuk sebuah negara yang memberikan begitu banyak bantuan militer, begitu banyak bantuan keuangan ... Anda kemudian mengatakan bahwa presidennya tidak bisa datang,'' kata Scholz kepada stasiun penyiar publik ZDF, Senin malam.
Duta Besar Ukraina di Berlin, Andrij Melnyk, Selasa, menyebut penolakan Scholz bukanlah sikap negarawan. ''Ini tentang perang paling brutal mengenai pembantaian sejak invasi Nazi ke Ukraina. Ini bukan taman kanak-kanak,'' katanya.
Pemimpin oposisi Friedrich Merz, yang mengepalai blok Uni kanan-tengah -- bloknya mantan kanselir Angela Merkel -- diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, ketua parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk, dan sejumlah politisi senior lainnya di Kyiv. Pertemuan dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy diperkirakan tidak akan berlangsung.
Blok tersebut mendukung tiga partai yang berkoalisi memerintah negara itu dalam pemungutan suara simbolis yang mendukung pengiriman senjata berat ke Ukraina pekan lalu -- sebuah posisi yang didukung oleh mayoritas orang Jerman. Banyak kritikus, terutama di sayap kiri dan kanan, menentang langkah itu, dengan mengatakan Jerman berisiko terseret ke dalam konflik dengan Rusia. [ab/uh]