JAKARTA —
Pemerintah Indonesia telah memberi sertifikat ijin terbang pada pesawat jet penumpang buatan Rusia, enam bulan setelah model yang sama jatuh di Gunung Salak setelah penerbangan uji coba.
Juru bicara Kementerian Perhubungan Bambang Ervan mengatakan pada Rabu (28/11) bahwa Sukhoi Superjet-100 dianggap layak terbang minggu lalu oleh direktorat jenderal penerbangan sipil.
Sertifikasi tersebut didasarkan pada proses validasi yang seksama dan tidak ada hubungannya dengan penyelidikan kecelakaan yang masih berlangsung, ujar Bambang.
“Sertifikat diberikan setelah proses validasi yang hati-hati, yang menemukan bahwa jenis pesawat tersebut telah memenuhi semua standar yang diwajibkan,” ujarnya.
Pada Mei, sebuah pesawat Sukhoi Superjet-100 jatuh di Gunung Salak, Bogor, dalam demo penerbangan untuk menarik pembeli potensial, menewaskan ke-45 orang di dalam pesawat.
Masruri, kepala Divisi Keselamatan Transportasi, mengatakan bahwa investigasi terhadap kecelakaan tersebut telah selesai dan hasilnya diharapkan akan diumumkan paling cepat bulan depan. Ia enggan berkomentar lebih detail.
Sementara itu, Sunaryo, pejabat dari kantor perwakilan Sukhoi di Indonesia, PT Trimarga Rekatama, mengatakan sertifikasi tersebut memungkinkan pengiriman pesawat ke pelanggan pertama perusahaan tersebut di Asia Tenggara, yaitu perusahaan penerbangan Indonesia, Sky Aviation, yang telah menandatangani kontrak pembelian 12 pesawat.
Ia menambahkan bahwa pengiriman pertama diharapkan tiba sebelum akhir tahun.
Perusahaan Indonesia lainnya, Kartika Airlines, juga memesan 30 pesawat, namun nasib perjanjian tersebut masih belum jelas setelah kecelakaan, ujar Sunaryo.
Superjet tersebut merupakan model jet penumpang baru pertama Rusia sejak kejatuhan Uni Soviet dua dekade lalu, dan diharapkan dapat kembali membangkitkan industri penerbangan di negara tersebut. (AP)
Juru bicara Kementerian Perhubungan Bambang Ervan mengatakan pada Rabu (28/11) bahwa Sukhoi Superjet-100 dianggap layak terbang minggu lalu oleh direktorat jenderal penerbangan sipil.
Sertifikasi tersebut didasarkan pada proses validasi yang seksama dan tidak ada hubungannya dengan penyelidikan kecelakaan yang masih berlangsung, ujar Bambang.
“Sertifikat diberikan setelah proses validasi yang hati-hati, yang menemukan bahwa jenis pesawat tersebut telah memenuhi semua standar yang diwajibkan,” ujarnya.
Pada Mei, sebuah pesawat Sukhoi Superjet-100 jatuh di Gunung Salak, Bogor, dalam demo penerbangan untuk menarik pembeli potensial, menewaskan ke-45 orang di dalam pesawat.
Masruri, kepala Divisi Keselamatan Transportasi, mengatakan bahwa investigasi terhadap kecelakaan tersebut telah selesai dan hasilnya diharapkan akan diumumkan paling cepat bulan depan. Ia enggan berkomentar lebih detail.
Sementara itu, Sunaryo, pejabat dari kantor perwakilan Sukhoi di Indonesia, PT Trimarga Rekatama, mengatakan sertifikasi tersebut memungkinkan pengiriman pesawat ke pelanggan pertama perusahaan tersebut di Asia Tenggara, yaitu perusahaan penerbangan Indonesia, Sky Aviation, yang telah menandatangani kontrak pembelian 12 pesawat.
Ia menambahkan bahwa pengiriman pertama diharapkan tiba sebelum akhir tahun.
Perusahaan Indonesia lainnya, Kartika Airlines, juga memesan 30 pesawat, namun nasib perjanjian tersebut masih belum jelas setelah kecelakaan, ujar Sunaryo.
Superjet tersebut merupakan model jet penumpang baru pertama Rusia sejak kejatuhan Uni Soviet dua dekade lalu, dan diharapkan dapat kembali membangkitkan industri penerbangan di negara tersebut. (AP)