Pertempuran berkobar hari Minggu (30/10) di tepi barat Aleppo, Suriah, karena pemberontak berusaha mematahkan kepungan pasukan pemerintah yang didukung Rusia atas bagian timur kota itu dengan menyerang dari belakang.
Menurut pemantau, setidaknya 41 warga sipil tewas dalam serangan terbaru itu, dan kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan 35 lainnya menderita akibat efek "gas beracun" di dua distrik yang dikuasai pemerintah.
Laporan SANA mengaitkan serangan gas itu dengan apa yang disebut "organisasi teroris" yang berafiliasi dengan Turki dan Arab Saudi. Pemberontak menuduh pasukan pemerintah menembaki distrik lain yang dikuasai pemberontak dengan peluru klorin.
Berbicara di televisi pemerintah, kepala Rumah Sakit Aleppo University mengidentifikasi asap itu sebagai gas klorin beracun. Tidak ada kematian terkait gas, yang menurut pemantau Syrian Observatory for Human Rights menimbulkan gejala sesak napas.
Pemberontak dan pemantau mengatakan umumnya pertempuran hari Minggu berpusat pada perebutan proyek apartemen besar di distrik barat, yang jika berhasil direbut, akan memungkinkan pemberontak berada dalam radius beberapa kilometer dari pusat Aleppo Barat yang dikuasai pemerintah.[ka]