Pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka melancarkan serangan balasan hari Sabtu (29/10) dengan dukungan serangan udara dalam usaha merebut kembali kekuasaan atas daerah-daerah mereka yang direbut pemberontak sehari sebelumnya di kota Aleppo, Suriah utara, menurut para aktivis dan media pemerintah.
Pemerintah sebelumnya melaporkan mereka telah memukul mundur serangan besar di selatan dan barat kota itu, tetapi pemberontak dan organisasi pemantau hak asasi Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan pemberontak telah menguasai seluruh pinggiran di pojok barat daya kota itu.
Pemberontak Suriah meneruskan upaya mereka hari Sabtu untuk melepaskan Aleppo dari kepungan pemerintah, sementara serangan udara menghantam pinggiran kota yang terbagi-bagi itu.
Komandan pemberontak Abu Mustafa mengatakan kepada kantor berita Perancis, “Hanya dalam beberapa hari lagi kami akan membukakan jalan bagi saudara-saudara kami yang terkepung.”
Pemantau hak asasi tadi mengatakan hari Jumat tembakan artileri pemberontak di Aleppo barat menewaskan 15 warga sipil dan melukai 100 orang.
Hari Kamis, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan penyelidikan serangan udara ke sebuah sekolah di Suriah yang menewaskan hampir 30 orang, sebagian besar dari mereka anak-anak.
“Jika disengaja, serangan ini merupakan kejahatan perang,” kata kantor Ban dalam pernyataan tertulis.
Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, utusan khusus PBB untuk pendidikan, juga menyerukan penyelidikan kejahatan perang dalam insiden itu. [gp]