Utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kolombia, Carlos Ruiz Massieu, pada Rabu (22/1) mengutuk kekerasan di bagian timur laut negara itu yang telah menewaskan sedikitnya 80 orang.
“Saya mengutuk pembunuhan ini, yang merupakan serangan terhadap perdamaian ini sendiri, dan saya kembali meminta kelompok-kelompok bersenjata agar menghentikan semua tindakan yang membahayakan warga sipil, termasuk para pemimpin masyarakat dan penandatangan kesepakatan perdamaian,” ujar Ruiz Massieu.
Pada hari yang sama, pemerintah Kolombia mengaktifkan kembali perintah penangkapan pimpinan tertinggi kelompok pemberontak terbesar di negara itu menyusul serangan terhadap warga sipil sebagai bagian dari perang yang mematikan dengan kelompok-kelompok gerilyawan dari kelompok bersenjata lainnya untuk memperebutkan wilayah pertanian koka yang berbatasan dengan Venezuela.
Pemerintahan Presiden Gustavo Petro yang berhaluan kiri pada tahun 2022 menangguhkan surat perintah penangkapan komandan tertinggi Tentara Pembebasan Nasional (ELN), sebagai bagian dari upaya membuat pemberontakan yang telah berlangsung 60 tahun itu berakhir dengan kesepakatan perdamaian.
Di antara 31 pemimpin pemberontak yang diperintahkan untuk ditangkap pada hari Rabu oleh kantor jaksa agung adalah Pablo Beltrán, kepala perunding ELN dalam pembicaraan perdamaian, serta komandan militer tertingginya, yang lebih dikenal dengan aliasnya, Antonio García.
Petro, seorang mantan anggota kelompok Gerilyawan M-19, juga menangguhkan pembicaraan perdamaian sebagai tanggapan atas kekerasan yang terjadi.
Juga berbicara d PBB, Menteri Luar Negeri Kolombia Luis Gilberto Murillo yang mengatakan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam sebelum mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan yang menewaskan para penandatangan perjanjian perdamaian 2016 dan warga sipil di wilayah Catatumbo di dekat perbatasan dengan Venezuela.
“Kami menentang kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terang-terangan oleh ELN dan kelompok-kelompok pembangkang Fron ke-33 di Catatumbo,” katanya kepada Dewan Keamanan PBB.
“Pembunuhan para penandatangan perjanjian perdamaian tidak dapat diterima sama sekali, dan kami mengutuk keras pembunuhan itu.” [uh/ab]
Forum