Tautan-tautan Akses

Paus Kecam Kematian 130 Migran sebagai “Momen Memalukan”


Paus Fransiskus
Paus Fransiskus

Paus Fransiskus hari Minggu (25/4) mengecam kematian 130 migran di Laut Tengah sebagai suatu hal yang memalukan, dan mengatakan para migran telah memohon bantuan selama dua hari untuk menyelamatkan perahu karet mereka yang penuh sesak dan terkatung-katung di lepas pantai Libya, tetapi mereka yang sedianya dapat menyelamatkan mereka “memilih untuk tidak menghiraukannya.”

Paus menyebut tragedi laut minggu lalu itu sebagai “momen yang memalukan.”

Para migran telah meminta bantuan sejak hari Rabu (21/4).

Ketika kapal penyelamat kemanusiaan dan sebuah kapal dagang yang berlayar di perairan itu melintas pada hari Kamis (22/4) di tengah kondisi laut yang sangat ganas, perahu karet itu sudah kempis dan sebagian tenggelam, sementara sejumlah mayat terlihat mengapung. Tidak ada satu orang pun yang dapat diselamatkan.

Menurut badan perlindungan perbatasan Uni Eropa “Frontex,” pusat penyelamatan di Libya, Malta dan Italia telah disiagakan; dan salah satu pesawat telah mengetahui lokasi perahu karet itu.

“Saya ingin menyampaikan pada semua, saya sangat sedih dengan tragedi memilukan yang kembali terjadi beberapa hari lalu di Laut Tengah,” ujar Paus kepada jemaat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk menyimak khotbah yang disampaikan dari jendela yang menghadap ke alun-alun.

“Seratus tiga puluh migran tewas di laut. Mereka adalah manusia, yang selama dua hari penuh memohon bantuan dengan sia-sia, karena bantuan tidak kunjung tiba,” ujar Paus lirih.

“Mari kita berdoa untuk saudara-saudara kita. Mari kita menanyakan pada diri sendiri tentang tragedi terbaru ini,” tambahnya. “Ini adalah momen yang memalukan.”

Bagian dari perahu karet yang dipakai oleh para migran, yang tenggelam di Laut Tengah (foto: dok).
Bagian dari perahu karet yang dipakai oleh para migran, yang tenggelam di Laut Tengah (foto: dok).

SOS Mediterranean, sebuah kelompok kemanusiaan yang kapal penyelamatnya “Ocean Viking” sedang berlayar menuju lokasi perahu karet itu, mengatakan sebuah kapal penjaga pantai Libya seharusnya tiba di lokasi, tetapi kapal itu tidak pernah tiba.

Pejabat penjaga pantai Libya mengatakan cuaca buruk dan kebutuhan untuk membantu migran lain di perairan di lepas pantai mereka membuatnya tidak dapat mencapai perahu karet itu.

Pelaku perdagangan manusia yang berbasis di Libya meluncurkan perahu-perahu karet kecil yang tidak layak ditumpangi di laut dan juga kapal-kapal nelayan kecil, yang kemudian dipadati para migran yang berharap dapat mencapai Eropa demi kehidupan yang lebih baik.

Lebih 100 Orang Diselamatkan di Pesisir Pantai Italia

Sementara itu, pasukan penjaga pantai Italia hari Mingu (25/4) merilis video yang direkam dari udara tentang upaya penyelamatan sebuah kapal nelayan bermotor yang penuh sesak, yang berjuang dalam gelombang tinggi dan angin kencang.

Menurut pernyataan pasukan penjaga pantai itu hari Sabtu (24/5) kapal yang ditumpangi sedikitnya 100 orang – termasuk anak-anak – dipadati orang dari bagian geladak hingga bawah.

Setelah motor kapal nelayan itu berhenti bekerja, kapal itu berusaha melawan terjangan gelombang tinggi. “Karena rasa kasihan bahwa kapal itu berisiko terbalik,” kapal itu ditarik ke pelabuhan Calabria, di Italia Selatan, pada hari Minggu.

Belum diketahui jumlah sesungguhnya dan kewarganegaraan penumpang kapal yang diselamatkan itu, yang diduga merupakan migran. [em/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG