Para pemimpin dunia, politisi dan selebriti termasuk di antara ribuan orang yang terungkap menyembunyikan kekayaan besar melalui jaringan perusahaan-perusahaan tanpa nama atau anonim.
Pengungkapan dalam laporan yang dikenal sebagai Pandora Papers tersebut merupakan kebocoran besar yang mencakup hampir 12 juta arsip dari beberapa lembaga hukum yang menjelaskan aset rahasia para tokoh tersebut yang berada di luar negeri.
Di antara fakta yang terungkap dalam Pandora Papers, kekayaan tersembunyi yang dimiliki presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dan keluarganya termasuk yang paling mengejutkan. Kebocoran itu menunjukkan keluarga Aliyev dan rekan mereka menjual properti di Inggris bernilai $544 juta dalam 15 tahun terakhir.
“Sejak keluarga itu mengambil alih kekuasaan pada tahun 1993, mereka menguasai banyak industri penting dan sumber daya alam negara itu dan menggunakannya untuk mengumpulkan kekayaan,' kata Rachel Davies Teka dari kelompok kampanye antikorupsi Transparency International.
"Semua Itu dilakukan dengan mengorbankan rakyatnya. Rakyat menderita karena para pemimpin mereka mengambil sumber daya yang harus dibagikan di antara warga negara itu.”
Dokumen yang bocor itu juga menunjukkan bahwa Raja Yordania, Abdullah II, telah membangun usaha properti rahasia di Amerika dan Inggris bernilai lebih dari $100 juta. Berbicara pada Senin (4/10), Abdullah menolak tuduhan bahwa ia berupaya menyembunyikan kekayaannya.
"Tidak ada yang harus saya sembunyikan dari siapa pun, tetapi kami (memiliki bukti) lebih kuat, dan ini bukan pertama kalinya Yordania menjadi sasaran.”
Selain dua tokoh tersebut, para menteri kabinet Pakistan dan keluarga mereka yang merupakan sekutu-sekutu dekat dari Perdana Menteri Imran Khan, juga terungkap mempunyai perusahaan di luar negeri bernilai jutaan dolar. Khan mengatakan mereka akan diselidiki.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan enam anggota keluarganya juga disebutkan dalam laporan invetigatif tersebut. Disebutkan bahwa mereka terkait dengan lebih dari selusin perusahaan di luar negeri, termasuk diantaranya sebuah perusahaan dengan aset bernilai lebih dari $30 juta. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa keluarga Kenyatta mencuri aset negara.
Sebagian besar aktivitas yang diungkapkan oleh Pandora Papers, termasuk adanya kepemilikan terhadap perusahaan-perusahaan di luar negeri itu, adalah legal.
Terdapat satu benang merah yang ditemukan dalam pengungkapan korupsi dalam laporan tersebut. Beberapa nama kota dan negara seperti London dan Kepulauan Virgin Inggris Raya terungkap menawarkan jaringan hukum tertutup yang dirancang untuk menyembunyikan siapa yang benar-benar memiliki uang itu.
“Kita bisa membeli properti secara anonim, jika menggunakan perusahaan yang dibentuk dan terdaftar di luar negeri yang kini punya kerahasiaan. Kami juga mempunyai layanan mewah yang ditawarkan kepada elit dunia," kata Davies Teka.
"Sayangnya sejumlah akuntan, pengacara, agen real estat profesional kami dengan senang hati membantu para pelaku korupsi dan kejahatan yang menyembunyikan serta mengelola kekayaan mereka.”
Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris juga terlibat dalam tuduhan tersebut, setelah laporan Pandora Papers mengungkap para penyumbang partai itu terkait dengan dugaan korupsi.
Menteri keuangan Inggris Rishi Sunak pada Senin membantah bahwa reputasi London dalam penghindaran pajak "memalukan". Ia mengatakan pemerintahnya memiliki rekam jejak yang kuat dalam menangani korupsi dunia. [ps/lt]