Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

Panas Ekstrem: Pembunuh Diam-diam akibat Perubahan Iklim

Para buruh tidur di pinggir jalan pada pagi hari musim panas yang terik di Karachi, Pakistan (29/5). Gelombang udara panas sedang melanda India dan Pakistan.
Para buruh tidur di pinggir jalan pada pagi hari musim panas yang terik di Karachi, Pakistan (29/5). Gelombang udara panas sedang melanda India dan Pakistan.

Hampir 62.000 orang meninggal karena stres yang berhubungan dengan panas pada musim panas 2022 di Eropa saja, dan, menurut sebuah studi baru oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, atau IPCC, "Dengan pemanasan global lebih jauh, kita bisa memperkirakan peningkatan intensitas, frekuensi, dan durasi gelombang panas."

Laporan yang diluncurkan menjelang Hari Aksi Panas pada hari Minggu, 2 Juni ini, mengkaji peran perubahan iklim dalam meningkatkan jumlah hari dengan suhu panas yang ekstrem di seluruh dunia selama 12 bulan terakhir.

"Apa yang sedang kita alami sekarang ini adalah pembunuh diam-diam namun makin sering terjadi, yaitu panas, terutama tahun lalu," ujar ahli iklim Friederike Otto, salah seorang pemimpin World Weather Attribution di Imperial College London dan salah seorang penulis laporan tersebut.

Berbicara dari London pada hari Selasa lalu, ia mengatakan kepada para jurnalis di Jenewa bahwa bulan Mei 2024 lebih panas daripada bulan Mei yang pernah dialami sebelumnya, begitu juga dengan bulan-bulan lainnya dalam 12 bulan terakhir.

"Setiap gelombang panas yang terjadi saat ini lebih panas dan berlangsung lebih lama daripada yang akan terjadi tanpa adanya perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Hal ini terjadi tanpa adanya pembakaran batu bara, minyak dan gas, dan kita juga melihat lebih banyak gelombang panas dibandingkan sebelumnya," ujarnya, seraya menambahkan bahwa saat ini suhu udara di India dan Pakistan mencapai sekitar 50 derajat Celcius (122 derajat Fahrenheit).

Seorang pria tertidur di atas rickshaw (sejenis becak) miliknya di pinggir sebuah jalan pada hari musim panas yang terik di New Delhi, India.
Seorang pria tertidur di atas rickshaw (sejenis becak) miliknya di pinggir sebuah jalan pada hari musim panas yang terik di New Delhi, India.

Organisasi Meteorologi Dunia mengonfirmasi bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, mencapai 1,45 derajat Celcius (2,6 derajat Fahrenheit) di atas rata-rata pra-industri, hampir mencapai Perjanjian Iklim Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.

Menurut laporan tersebut, rata-rata penduduk planet ini telah mengalami 26 hari yang sangat panas, "yang mungkin tidak akan terjadi tanpa adanya perubahan iklim." Atau dengan kata lain,

6,8 miliar orang -78 persen dari populasi dunia- telah mengalami setidaknya 31 hari dengan suhu panas yang ekstrem.

"Namun, tentu saja, kita bukan orang biasa. Kita tinggal di tempat tertentu, di negara tertentu," kata Otto.

"Misalnya tinggal di Ekuador, tidak 26 hari lebih melainkan 170 hari lebih. Artinya dalam 12 bulan terakhir orang-orang di ekuador mengalami 180 hari panas ektrik tanpa perubahan iklim hanya 10 hari, Jadi enam bulan panas ektrim dibandingkan 10 hari," tambahnya.

Dia mencatat bahwa panas ekstrem berbahaya dan bertanggung jawab atas ribuan kematian setiap tahun. Ia mengatakan, "Panas membahayakan orang-orang yang sangat rentan: orang tua, orang yang masih sangat muda, mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya" serta orang sehat yang terpapar suhu ekstrem, "seperti pekerja luar ruangan di bidang konstruksi atau pertanian dan orang-orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsi."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mempublikasikan kumpulan makalah baru yang akan diterbitkan minggu ini di Journal of Global Health, mengatakan bahwa penelitian tersebut menunjukkan "risiko kesehatan terkait iklim sangat diremehkan" untuk orang yang lebih muda dan lebih tua dan selama kehamilan, "dengan implikasi yang serius dan sering kali mengancam nyawa."

Mengambil contoh panas yang ekstrem, WHO mengatakan bahwa para penulis mencatat bahwa kelahiran prematur - penyebab utama kematian anak - "meningkat selama gelombang panas, sementara orang yang lebih tua lebih mungkin menderita serangan jantung atau gangguan pernapasan."

Hari Aksi Panas, yang diselenggarakan oleh Pusat Iklim Bulan Sabit Merah Palang Merah, bertujuan untuk menarik perhatian pada ancaman panas ekstrem dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Dalam sebuah pernyataan untuk menandai Hari Aksi Panas, Jagan Chapagain, sekretaris jenderal Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan, "Banjir dan angin topan mungkin menjadi berita utama, tetapi dampak dari panas ekstrem juga sama mematikannya.

"Itulah mengapa Hari Aksi Panas sangat penting," katanya."Kita perlu memusatkan perhatian pada perubahan iklim yang menjadi pembunuh diam-diam. IFRC menjadikan panas dan aksi perkotaan untuk mengurangi dampaknya sebagai prioritas."

Ahli iklim Otto mengatakan bahwa pembakaran bahan bakar fosil harus dihentikan untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk.

"Panas membunuh. Tetapi tidak harus membunuh. Ada banyak solusi, beberapa di antaranya berbiaya rendah atau tanpa biaya, mulai dari tindakan individu hingga intervensi skala populasi yang mengurangi efek pulau panas perkotaan.

"Pada tingkat individu, orang dapat mendinginkan tubuh mereka dengan menyiramnya sendiri dengan air, menggunakan alat pendingin atau memodifikasi lingkungan mereka untuk meningkatkan keteduhan" di sekitar rumah mereka.

Namun, ia mengamati bahwa tindakan individu saja tidak cukup. Ia mengatakan bahwa tindakan harus dilakukan di tingkat komunitas, kota, regional dan negara.

"Kota-kota dapat mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi panas yang menguraikan bagaimana mereka akan mempersiapkan diri menghadapi musim panas, menanggapi gelombang panas yang akan datang, dan merencanakan masa depan. Dan dalam skala besar, kebijakan dapat diperkenalkan untuk memasukkan kebutuhan pendinginan ke dalam program perlindungan sosial, menambah biaya energi untuk yang paling rentan dan kode bangunan dapat diperbarui untuk mendorong perumahan yang lebih baik," kata Friederike Otto. [my/jm]

See all News Updates of the Day

Sistem Tropis akan Guyur Sebagian Wilayah Teluk Meksiko 

Gambar satelit pada 8 September 2024 menunjukkan gangguan tropis yang berada di atas wilayah Teluk Meksiko dan diperkirakan akan membawa hujan deras ke wilayah tersebut. (Foto: NOAA via AP)
Gambar satelit pada 8 September 2024 menunjukkan gangguan tropis yang berada di atas wilayah Teluk Meksiko dan diperkirakan akan membawa hujan deras ke wilayah tersebut. (Foto: NOAA via AP)

Gangguan tropis di wilayah barat daya Teluk Meksiko diperkirakan akan membawa hujan lebat ke sebagian Texas dan Louisiana pekan ini, dan diperkirakan berkembang menjadi badai tropis dan bahkan mungkin badai topan, kata Layanan Cuaca Nasional AS.

Sistem tersebut diperkirakan bergerak perlahan ke arah barat laut dalam beberapa hari ke depan, bergerak di dekat dan di sepanjang pantai Teluk Meksiko dan Texas, kata layanan cuaca pada Minggu (8/9).

“Badai tropis diperkirakan terbentuk dalam satu atau dua hari ke depan,” kata layanan cuaca pada Minggu sore.

Donald Jones, pakar meteorologi di Layanan Cuaca Nasional AS di Lake Charles, Louisiana, mengatakan dalam pengarahan cuaca pada Sabtu (7/9) malam bahwa sebagian wilayah Texas Tenggara dan Louisiana barat daya akan mengalami “banyak sekali” hujan di pertengahan dan akhir minggu ini.

Gangguan tropis ini terjadi setelah Agustus dan awal September yang luar biasa tenang dalam musim badai Atlantik, yang berlangsung hingga 30 November. Musim itu diperkirakan mencapai puncaknya pada Selasa (10/9), kata Jones.

Sejauh ini, ada lima badai yang diberi nama pada musim badai ini, termasuk Badai Beryl, yang memutus aliran listrik ke hampir tiga juta rumah dan bisnis di Texas — sebagian besar di wilayah Houston — pada Juli. Para ahli memperkirakan salah satu musim badai Atlantik tersibuk yang pernah tercatat. [ka/lt]

Kebakaran Hutan di California Ancam Puluhan Ribu Rumah, Paksa Evakuasi Warga

Bara api beterbangan di udara saat jalan tol Highway 330 diselimuti api akibat kebakaran hutan dekat Running Springs, California. Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat. Kebakaran hutan ini telah menghanguskan lebih dari 2.800 hektar. (AFP)
Bara api beterbangan di udara saat jalan tol Highway 330 diselimuti api akibat kebakaran hutan dekat Running Springs, California. Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat. Kebakaran hutan ini telah menghanguskan lebih dari 2.800 hektar. (AFP)

Evakuasi wajib diperluas sementara kebakaran hutan melalap kaki bukit sebuah kawasan hutan nasional di sebelah timur Los Angeles. Puluhan ribu rumah dan bangunan-bangunan lainnya terancam oleh kebakaran yang disebut Line Fire itu.

Api berkobar tak terkendali di sepanjang tepian Hutan Nasional San Bernardino, sekitar 100 kilometer di sebelah timur Los Angeles.

Hingga Minggu pagi, kebakaran itu telah menghanguskan sekitar 70 kilometer persegi kawasan rumput dan kaparal (wilayah kering yang didominasi oleh semak cemara dan rumput).

Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.

Lebih dari 600 petugas pemadam berjuang mengatasi kebakaran, bersama-sama dengan helikopter dan pesawat pemadam lainnya.

Para pejabat county (kabupaten), yang menyatakan situasi darurat pada Sabtu malam, mengeluarkan perintah evakuasi untuk Running Springs, Arrowbear Lake, daerah-daerah di sebelah timur Jalan Raya 330 dan wilayah-wilayah lainnya.

“Suhu ekstrem, angin dan sambaran petir telah membuat kebakaran membesar dengan cepat,” kata pemerintah setempat dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada laporan mengenai korban luka. Sejauh ini juga tidak ada rumah atau struktur lainnya yang rusak atau hancur. [uh/ab]

Suhu Udara Musim Panas Tahun Ini Pecahkan Rekor

FILE - Anna (7 tahun), menyejukkan diri di bawah pancuran air pada siang hari yang panas selama Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris, Prancis, 29 Juli 2024. (Vadim Ghirda/AP)
FILE - Anna (7 tahun), menyejukkan diri di bawah pancuran air pada siang hari yang panas selama Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris, Prancis, 29 Juli 2024. (Vadim Ghirda/AP)

Musim panas pada 2024 mencapai rekor terpanas di Bumi, sehingga semakin besar kemungkinan tahun ini akan menjadi tahun terhangat yang pernah diukur manusia, menurut laporan layanan iklim Eropa Copernicus, Jumat (6/9).

Dan jika ini terdengar tidak asing, itu karena rekor dunia baru saja dipecahkan tahun lalu saat perubahan iklim yang disebabkan manusia. Menurut para ilmuwan, hal tersebut dipicu oleh El Nino, yang terus meningkatkan suhu dan cuaca ekstrem.

AP - Musim panas meteorologi di belahan bumi utara — Juni, Juli, dan Agustus — rata-rata mencapai 16,8 derajat Celsius (62,24 derajat Fahrenheit), menurut Copernicus. Itu 0,03 derajat Celsius (0,05 derajat Fahrenheit) lebih hangat daripada catatan lama pada tahun 2023.

Catatan Copernicus dimulai sejak tahun 1940, tetapi catatan Amerika, Inggris, dan Jepang, yang dimulai pada pertengahan abad ke-19, menunjukkan bahwa dekade terakhir adalah yang terpanas sejak pengukuran rutin dilakukan dan kemungkinan dalam sekitar 120.000 tahun, menurut beberapa ilmuwan.

Agustus tahun 2024 dan 2023 sama-sama menjadi bulan terpanas secara global dengan suhu 16,82 derajat Celsius (62,27 derajat Fahrenheit). Juli adalah pertama kalinya dalam lebih dari setahun dunia tidak mencatat rekor, sedikit di belakang 2023, tetapi karena Juni 2024 jauh lebih panas daripada Juni 2023, musim panas ini secara keseluruhan adalah yang terpanas, kata Direktur Copernicus Carlo Buontempo.

"Angka-angka itu menunjukkan bagaimana krisis iklim semakin mencengkeram kita," kata Stefan Rahmstorf, seorang ilmuwan iklim di Institut Penelitian Iklim Potsdam, yang tidak menjadi bagian dari penelitian tersebut.

FILE - Margarita Salazar (82), menyeka keringat dengan tisu di dalam rumahnya di Veracruz, Meksiko, 16 Juni 2024. (Felix Marquez/AP)
FILE - Margarita Salazar (82), menyeka keringat dengan tisu di dalam rumahnya di Veracruz, Meksiko, 16 Juni 2024. (Felix Marquez/AP)

Ini adalah cengkeraman yang menegangkan karena dengan suhu yang tinggi, titik embun — salah satu dari beberapa cara untuk mengukur kelembapan udara — mungkin berada pada atau mendekati rekor tertinggi musim panas ini untuk sebagian besar dunia, kata Buontempo.

Hingga bulan lalu Buontempo, seperti beberapa ilmuwan iklim lainnya, masih bimbang mengenai apakah tahun 2024 akan memecahkan rekor tahun terpanas yang ditetapkan tahun lalu, terutama karena Agustus 2023 jauh lebih panas dari rata-rata. Namun, Agustus 2024 ini menyamai tahun 2023, membuat Buontempo "cukup yakin" bahwa tahun ini akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

"Agar tahun 2024 tidak menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, kita perlu melihat pendinginan lanskap yang sangat signifikan selama beberapa bulan yang tersisa, yang tampaknya tidak mungkin terjadi pada tahap ini," kata Buontempo.

FILE - Staf di Gereja Lakewood membagikan air dan mengoperasikan stasiun pendingin di Houston, 9 Juli 2024. (Eric Gay/AP)
FILE - Staf di Gereja Lakewood membagikan air dan mengoperasikan stasiun pendingin di Houston, 9 Juli 2024. (Eric Gay/AP)

Dengan prakiraan La Nina — pendinginan alami sementara di beberapa bagian Pasifik tengah — empat bulan terakhir tahun ini mungkin tidak lagi menjadi pemecah rekor seperti sebagian besar tahun lalu dan satu setengah tahun terakhir. Namun, kemungkinan besar tidak cukup dingin untuk mencegah tahun 2024 memecahkan rekor tahunan, kata Buontempo.

Ini bukan sekadar angka dalam buku catatan, tetapi cuaca yang merugikan manusia, kata ilmuwan iklim.

"Semua ini mengakibatkan lebih banyak kesengsaraan di seluruh dunia karena tempat-tempat seperti Phoenix mulai terasa seperti 'barbekyu dengan suhu tinggi' untuk waktu yang lebih lama dalam setahun," kata dekan lingkungan Universitas Michigan dan ilmuwan iklim Jonathan Overpeck.

Kota Arizona mengalami lebih dari 100 hari cuaca bersuhu 100 derajat Fahrenheit (37,8 derajat Celsius) tahun ini.

"Dengan gelombang panas yang lebih lama dan lebih parah, terjadi kekeringan yang lebih parah di beberapa tempat, dan hujan lebat serta banjir di tempat lain. Perubahan iklim menjadi terlalu jelas, dan terlalu mahal, untuk diabaikan."

FILE - Orang-orang antre di air mancur di Lapangan Santo Petrus pada hari yang panas di Vatikan, Minggu, 11 Agustus 2024. (Gregorio Borgia/AP)
FILE - Orang-orang antre di air mancur di Lapangan Santo Petrus pada hari yang panas di Vatikan, Minggu, 11 Agustus 2024. (Gregorio Borgia/AP)

Jennifer Francis, seorang ilmuwan iklim di Woodwell Climate Research Center di Cape Cod, mengatakan telah terjadi banjir cuaca ekstrem berupa panas, banjir, kebakaran hutan, dan angin kencang yang dahsyat dan berbahaya.

"Seperti orang-orang yang tinggal di zona perang dengan dentuman bom dan deru senjata yang terus-menerus, kita menjadi tuli terhadap apa yang seharusnya menjadi bel alarm dan sirene serangan udara," kata Francis dalam sebuah email.

Meskipun sebagian dari rekor panas tahun lalu didorong oleh El Nino — pemanasan alami sementara di beberapa bagian Pasifik tengah yang mengubah cuaca di seluruh dunia — efek itu telah hilang, dan ini menunjukkan bahwa pendorong utamanya adalah perubahan iklim jangka panjang yang disebabkan manusia dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam, kata Buontempo.

"Tidak mengherankan bahwa kita mengalami semuanya, gelombang panas, juga suhu ekstrem ini," kata Buontempo. "Kita pasti akan mengalami lebih banyak lagi (di masa datang)." [es/ft]

Topan Super Yagi Ancam China bagian Selatan dan Vietnam

Seorang warga membawa makanan dan koper ke tempat penampungan sementara menjelang Topan Super Yagi di Wenchang, Provinsi Hainan, China, Jumat, 6 September 2024. (Foto: CNS/AFP)
Seorang warga membawa makanan dan koper ke tempat penampungan sementara menjelang Topan Super Yagi di Wenchang, Provinsi Hainan, China, Jumat, 6 September 2024. (Foto: CNS/AFP)

Provinsi Hainan di China Selatan mengevakuasi lebih dari 400.000 orang menjelang kemungkinan terjadinya Topan Super Yagi pada Jumat (6/9). Sementara itu, puluhan ribu orang bersiap mencari perlindungan di negara tetangga Vietnam dari badai terkuat yang melanda wilayah tersebut dalam lebih dari satu dekade.

Yagi menewaskan sedikitnya 13 orang di Filipina awal pekan ini ketika badai tersebut masih diklasifikasikan sebagai badai tropis. Badai tu memicu banjir dan tanah longsor di pulau utama negara tersebut, Luzon, sebelum meningkat menjadi topan super dalam beberapa hari terakhir.

Badai tersebut diperkirakan akan melanda China pada Jumat malam di sepanjang pantai Hainan, tujuan liburan populer, dan provinsi tetangga Guangdong, kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan mengutip pihak berwenang.

Kementerian Sumber Daya Air pada Kamis (5/9) menaikkan status tanggap darurat terhadap banjir di kedua provinsi tersebut ke tingkat tertinggi ketiga.

“Yagi kemungkinan besar akan menjadi topan terkuat yang melanda pantai selatan China sejak 2014, sehingga membuat upaya pencegahan dan banjir menjadi sangat menantang,” kata Xinhua, mengutip pertemuan yang diadakan oleh para pejabat penanganan banjir.

Pihak berwenang di Hainan telah mengevakuasi lebih dari 400.000 orang di pulau itu, kata kantor berita tersebut, mengutip otoritas setempat.

Dengan kecepatan angin lebih dari 240 kilometer per jam, topan tersebut “setara dengan badai Kategori 4,” menurut Data Bumi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA (National Aeronautics and Space Administration).

Seorang pria memandang ke arah langit di pelabuhan Victoria menjelang datangnya topan super Yagi yang melintas di sepanjang Laut China Selatan menuju pesisir China di bagian selatan, Kamis, 5 September 2024. (Foto: Dale De La Rey/AFP)
Seorang pria memandang ke arah langit di pelabuhan Victoria menjelang datangnya topan super Yagi yang melintas di sepanjang Laut China Selatan menuju pesisir China di bagian selatan, Kamis, 5 September 2024. (Foto: Dale De La Rey/AFP)

Di Hong Kong, peringatan topan yang berlaku diturunkan segera setelah tengah hari menyusul hujan lebat semalaman saat Yagi melintas dalam jarak 400 kilometer dari kota tersebut.

Perdagangan di bursa saham Hong Kong ditangguhkan pada Jumat, dan sekolah-sekolah diliburkan.

Pihak berwenang mengatakan lima orang terluka di kota itu karena cuaca buruk, tetapi kerusakan yang ditimbulkan terbatas.

China Selatan sering dilanda topan selama musim panas dan musim gugur yang terbentuk di lautan hangat di sebelah timur Filipina dan kemudian bergerak ke barat.

Namun perubahan iklim telah membuat badai tropis menjadi lebih sulit diprediksi dan meningkatkan intensitasnya, menyebabkan hujan lebat dan hembusan angin kencang yang menyebabkan banjir bandang dan kerusakan pesisir, kata para ahli.

Setelah melewati China selatan, Yagi akan bergerak menuju Vietnam, menuju wilayah utara dan utara-tengah di sekitar situs warisan UNESCO yang terkenal, Teluk Halong pada Sabtu (7/9).

Puluhan ribu orang akan dievakuasi ke daerah yang lebih aman di provinsi Hai Phong dan Thai Binh pada Jumat, kata pihak berwenang setempat.

“(Yagi) Ini akan menjadi topan terkuat (yang melanda Vietnam utara) dalam 20 tahun terakhir,” kata Pham Duc Luan, kepala otoritas pengelolaan tanggul pada Kamis.

Lebih dari 457.000 personel militer telah dimobilisasi oleh departemen bantuan dan penyelamatan di Kementerian Pertahanan.

Para pejabat juga telah mengarahkan 50.000 kapal penangkap ikan yang membawa 220.000 orang untuk berlindung. [ft/rs]

Laporan PBB: Polusi Udara Menurun di Eropa dan Cina pada 2023

Para pejalan kaki melintas di jembatan penyeberangan saat lalu lintas padat di tengah kabut polusi udara di Beijing, China, 1 November 2023. (Foto: Pedro Pardo/AFP)
Para pejalan kaki melintas di jembatan penyeberangan saat lalu lintas padat di tengah kabut polusi udara di Beijing, China, 1 November 2023. (Foto: Pedro Pardo/AFP)

Polusi udara partikel halus menurun di wilayah Eropa serta Cina pada tahun lalu karena emisi yang terkait dengan aktivitas manusia menurun, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis (5/9).

Nanopartikel yang dikenal sebagai PM2,5 (karena ukurannya kurang dari 2,5 mikrometer secara diameter) - menimbulkan risiko kesehatan yang serius jika terhirup dalam jangka waktu lama, karena ukurannya cukup kecil untuk masuk ke aliran darah.

Partikel tersebut berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, transportasi dan industri, serta kebakaran hutan dan debu gurun yang tertiup angin.

"Data pada 2023 menunjukkan anomali negatif, yang artinya terjadi penurunan PM2,5 dibandingkan dengan periode referensi rentang 2003-2023 di Cina dan Eropa." kata Lorenzo Labrador, seorang ilmuwan di Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO).

Badan PBB tersebut, dalam buletin tahunan yang diterbitkan menjelang Hari Udara Bersih Internasional untuk Langit Biru pada 7 September, menekankan bahwa kualitas udara dan perubahan iklim saling terkait erat.

"Perubahan iklim dan kualitas udara tidak dapat ditangani secara terpisah. Keduanya berjalan beriringan dan harus ditangani bersamaan," kata Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett dalam sebuah siaran pers.

WMO menekankan, bahwa zat kimia yang bertanggung jawab atas polusi atmosfer biasanya dipancarkan bersamaan dengan gas rumah kaca.

"Siklus perubahan iklim yang kejam, kebakaran hutan dan polusi udara memiliki dampak negatif yang terus meningkat pada kesehatan manusia, ekosistem, dan pertanian," katanya.

Kiper Freiburg dari Belanda, Mark Flekken berdiri di lapangan yang diselimuti asap di stadion dalam laga divisi satu Jerman Bundesliga antara SC Freiburg dan VfL Wolfsburg di Freiburg, 19 Mei 2023. (Foto: Thomas Kienzle/AFP)
Kiper Freiburg dari Belanda, Mark Flekken berdiri di lapangan yang diselimuti asap di stadion dalam laga divisi satu Jerman Bundesliga antara SC Freiburg dan VfL Wolfsburg di Freiburg, 19 Mei 2023. (Foto: Thomas Kienzle/AFP)

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sembilan dari sepuluh orang menghirup udara yang sangat tercemar.

'Status quo' di Amerika Serikat

Badan cuaca PBB, menggunakan data dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) dan Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa (Copernicus Atmosphere Monitoring Service), mencatat bahwa PM2,5 mencapai tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata di India akibat aktivitas manusia dan industri.

Labrador mengatakan tingkat partikel halus tersebut mengalami peningkatan di wilayah anak benua India dan beberapa bagian Asia Tenggara.

Namun, Cina dan Eropa mencatat tingkat yang lebih rendah dari rata-rata, kata WMO.

"Kita cenderung berpikir bahwa penurunan polusi di Eropa dan Cina merupakan hasil langsung dari usaha penurunan emisi di kedua wilayah tersebut selama bertahun-tahun," kata Labrador.

Itu adalah temuan yang tidak terlalu mengejutkan bagi para ilmuwan di WMO, katanya, yang telah memperhatikan tren ini sejak mereka pertama kali menerbitkan buletin tersebut pada 2021.

Meski Labrador mengatakan polusi udara di Amerika Serikat mempertahankan "status quo", kebakaran hutan di wilayah Amerika Utara pada 2023 menyebabkan "emisi yang sangat kuat" dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya, menurut laporan tersebut.

Organisasi tersebut juga melaporkan, bahwa tingkat emisi debu lebih rendah dari biasanya di wilayah Jazirah Arab dan Afrika Utara. [rz/ft]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG