Pakistan, Rabu (9/8), mengatakan bahwa pihaknya "secara aktif terlibat" dengan Iran untuk mencoba mencegahnya mencari arbitrase internasional atas pembangunan pipa gas utama untuk menghubungkan kedua negara, menolak klaim media baru-baru ini bahwa proyek bernilai miliaran dolar itu telah ditangguhkan.
Menteri negara untuk perminyakan Pakistan Musadik Malik mengatakan pada konferensi pers bahwa Islamabad memiliki waktu hingga Maret 2024 untuk merundingkan penyelesaian dengan Teheran guna menghindari pertempuran hukum.
Malik mengatakan kedua belah pihak bekerja sama untuk "menghasilkan solusi kreatif" untuk mempertahankan proyek itu tetap berjalan.
"Kami membutuhkan gas (Iran) itu. Kami secara aktif terlibat (dengan pemerintah Iran) untuk mendapat gas itu karena itu memberi kami keamanan energi," kata Malik.
Ia berbicara menanggapi laporan media minggu lalu yang mengklaim Pakistan telah meninggalkan upaya selama satu dekade untuk mengimpor energi Iran yang murah karena khawatir akan sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran terhadap program nuklirnya juga bisa menghantam entitas milik negara Pakistan.
Laporan itu mengutip Menteri Malik yang mengatakan kepada anggota parlemen pekan lalu bahwa pipa itu "macet karena sanksi internasional terhadap Iran" dan hanya akan dilanjutkan ketika sanksi dicabut.
Berbicara pada Rabu (9/8), Malik menolak pernyataan yang dilaporkan, dengan mengatakan mereka salah mengartikan kesaksian tertulisnya kepada parlemen. Meski demikian ia mengakui, bahwa informasi yang "tidak jelas" dan "tidak memadai" menyebabkan kebingungan. [my/jm]
Forum