Pemerintah Taliban-Afghanistan telah membentuk konsorsium beberapa perusahaan, yang mencakup sejumlah perusahaan asal Rusia, Iran dan Pakistan, untuk membuat rencana investasi yang berfokus pada listrik, pertambangan dan infrastruktur di negara tersebut.
Penjabat Menteri Perdagangan Afghanistan Nooruddin Azizi mengatakan kepada kantor berita Reuters, pada Rabu (22/2), bahwa konsorsium yang mencakup 14 pengusaha Afghanistan dan kementerian pimpinannya telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan-perusahaan asing itu. Mereka, tambahnya, akan mengirim delegasi ke Kabul untuk melihat proyek bernilai hingga satu miliar dolar.
Perekonomian Afghanistan sangat terhambat sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan tahun 2021, di mana peralihan tersebut telah memicu komunitas internasional untuk memotong sebagian besar dana pembangunan dan memberlakukan sanksi pada sektor perbankan.
Serangkaian serangan yang dilakukan ISIS terhadap target asing juga mengkhawatirkan sebagian investor untuk berinvetasi di negara Asia Selatan tersebut.
Azizi mengatakan pemerintah kini fokus meluncurkan beberapa rencana bisnis jangka panjang, termasuk konsorsium dan zona ekonomi khusus, dan bekerja untuk memastikan keamanan.
“Banyak diskusi tentang keamanan juga disampaikan dalam rapat kabinet, komisi telah dibentuk dan tempat-tempat persembunyian militan telah dihancurkan,” ujarnya seraya menambahkan “Emirat Islam akan memastikan keamanan dan mendukung sektor swasta di bidang keamanan.” Emirat Islam yang ia maksud merujuk pada pemerintahan Taliban.
Selain proyek pertambangan dan pembangkit listrik, Azizi mengatakan konsorsium itu juga mengincar kemungkinan membangun terowongan kedua melalui terusan Salang yang menghubungkan bagian utara Afghanistan ke bagian-bagian lain negara itu. Mereka juga mengkaji proyek untuk mengalihkan air dari provinsi Panjshir Utara ke wilayah ibu kota, serta membangun kembali jalan raya utama yang menghubungkan Kabul dengan bagian barat provinsi Herat.
Azizi juga mengatakan pemerintah Taliban berencana fokus pada pembangunan zona ekonomi khusus yang diharapkan akan menarik minat investasi asing.
Reuters melaporkan Kementerian Perdagangan Afghanistan telah membantu mengembangkan rencana untuk mengubah pangkalan asing menjadi zona, dan sebuah dewan telah dibentuk dengan perwakilan dari berbagai kementerian. Azizi menolak menjelaskan lebih jauh karena rinciannya sedang diselesaikan dengan kementerian lain dan kepemimpinan senior.
Berdasarkan kesepakatan dengan Rusia pada tahun lalu, minyak, gas dan gandum telah mulai tiba di Afghanistan melalui jalan darat dan kereta api melewati Asia Tengah, setelah pembayaran dilakukan melalui saluran perbankan; meskipun terdapat sanksi yang membatasi banyak pembayaran internasional. Azizi tidak merinci bank mana yang memfasilitasi pembayaran tersebut. [em/rs]
Forum