Pemerintah bayangan di Myanmar mengatakan berhasil meraup $6,3 juta atau hampir setara dengan Rp90 miliar pada hari pembukaan penjualan obligasi perdananya. Hal itu merupakan langkah terbesar oposisi dalam menghasilkan dana bagi "revolusi" untuk menggulingkan junta militer yang berkuasa.
Myanmar dilanda kekacauan berdarah sejak kudeta militer yang terjadi 1 Februari dan gerakan-gerakan yang muncul untuk menantang junta, terutama didukung oleh sumbangan publik.
Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government/NUG), aliansi kelompok pro-demokrasi, tentara etnis minoritas dan sisa-sisa pemerintah sipil yang digulingkan, mengatakan obligasi mulai dijual pada Senin (22/111) untuk sebagian besar warga negara Myanmar di luar negeri dalam denominasi $100, $500, $1.000 dan $5.000, dengan tenor selama dua tahun.
Reuters, Selasa (23/11), mengutip NUG melaporkan meskipun obligasi tersebut tidak akan menghasilkan pendapatan bunga bagi pembeli, nilai $3 juta terjual dalam tiga jam pertama. Angka tersebut melesat menjadi $ 6,3 juta pada penutupan, sedangkan oposisi menargetkan untuk mengantongi $1 miliar.
"Dari sini saya menyaksikan antusiasme masyarakat dalam kasus pencopotan militer fasis," kata juru bicara NUG, Dr. Sasa, di Facebook.
Junta telah melarang NUG dan menyebutnya sebagai gerakan "teroris".
Kelompok oposisi telah mencoba untuk menahan upaya militer untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dengan mendorong masyarakat untuk tidak membayar pajak dan bergabung pada aksi demonstrasi, kampanye pembangkangan sipil dan boikot bisnis yang terkait dengan tentara dan lotre nasional.
Pembeli obligasi melakukan pembayaran melalui transfer internasional ke rekening di Republik Ceko, kata NUG.