Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu (7/1) menyerukan penutupan Badan PBB Urusan Pengungsi Palestina, beberapa hari setelah Presiden Amerika Donald Trump mengancam akan memotong bantuan bagi Palestina.
Israel telah lama melihat Badan PBB Urusan Pengungsi Palestina UNRWA, sebagai badan yang bias terhadap Israel; tuduhan yang disangkal oleh UNRWA, yang mengatakan bahwa pihaknya hanya menyediakan layanan yang diperlukan oleh warga Palestina.
Pejabat-pejabat Israel juga mengecam metode UNRWA mengklasifikasi pengungsi, dimana keturunan pengungsi juga didaftarkan sebagai pengungsi.
Dalam rapat kabinet mingguan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “UNRWA adalah organisasi yang mengabadikan masalah pengungsi Palestina.”
Ditambahkannya, ketika jutaan pengungsi lain di seluruh dunia diatur oleh kantor Komisariat Tinggi PBB Untuk Pengungsi UNHCR, pengungsi Palestina memiliki badan tersendiri yang juga merawat “cicit pengungsi”, yang bahkan bukan pengungsi.
“Situasi absurd ini harus diakhiri,” tegas Netanyahu.
Juru bicara UNRWA Chris Gunnes mengatakan pihaknya mendapat mandat dari Majelis Umum PBB yang "anggota-anggotanya memberikan dukungan luas dan kuat pada misi kemanusiaan badan itu dan juga misi pembangunan manusia.”
“Apa yang melanggengkan krisis pengungsi ini adalah kegagalan para pihak untuk menangani masalah ini. Hal ini perlu diselesaikan oleh pihak-pihak yang berkonflik, dalam konteks perundingan damai, berdasarkan resolusi PBB dan hukum internasional,” tukas Gunnes.
Pada hari Rabu (3/1) Trump mengancam akan memotong bantuan tahunan bernilai lebih dari 300 juta dolar kepada Palestina, guna memaksa mereka kembali berunding.
Amerika telah sejak lama menyediakan Otorita Palestina bantuan keamanan dan dukungan keuangan yang sangat dibutuhkan, juga tambahan bantuan 304 juta dolar bagi program-program PBB di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Laporan di stasiun televisi Israel – Channel 10 – hari Jum’at (6/1) mengatakan Amerika telah membekukan pembayaran bagi UNRWA, tetapi juru bicara badan PBB itu hari Sabtu (7/1) mengatakan mereka “belum diberitahu secara langsung tentang keputusan resmi yang diambil oleh pemerintah Amerika.”
UNRWA mengelola ratusan sekolah bagi pengungsi Palestina di Jalur Gaza, di wilayah Tepi Barat dan Jerusalem Timur yang diduduki Israel, di Lebanon, Yordania dan Suriah.
UNRWA juga mendistribusikan bantuan dan membangun pusat-pusat pelatihan guru, klinik kesehatan dan layanan sosial. Banyak analis, terasuk warga Israel, mengingatkan bahwa menutup UNRWA tanpa memiliki badan pengganti yang efektif akan memicu kemiskinan dan mungkin aksi kekerasan. [em/al]