Negara-negara anggota PBB menyerukan diakhirinya kekerasan di Timur Tengah, dengan mengatakan sebuah "cakrawala politik" diperlukan untuk proses perdamaian yang terpercaya.
Hari-hari yang diliputi kekerasan di Yerusalem dan baku tembak di Gaza semalaman, meningkatkan kemungkinan bahwa Israel dan penguasa Hamas di Gaza akan berperang lagi, seperti yang mereka lakukan kurang dari setahun lalu.
Kali ini, baik Israel maupun penguasa militan Hamas di Gaza berkeinginan kuat untuk menjaga ketenangan. Namun tidak ada yang ingin mundur dari kota suci Yerusalem yang menjadi pusat konflik, sehingga kekerasan tidak dapat dihindari.
“Kami mendukung semua upaya untuk melakukan de-eskalasi ketegangan dan mengulangi seruan pada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan terlibat dalam upaya-upaya meredam kekerasan. Kami mengutuk semua tindakan terorisme dan penembakan roket dari Gaza ke Israel selatan. Kekerasan harus segera dihentikan," ujar Koordinator Politik untuk Misi Tetap Irlandia di PBB, Martin Gallagher.
Gallagher bergabung dengan perwakilan dari Prancis, Estonia, Norwegia, dan Albania di PBB setelah pertemuan tertutup tentang situasi di Timur Tengah.
Sebuah perang baru akan menghancurkan Gaza kembali, dan Israel dapat mencabut ribuan izin kerja yang memberi mata pencaharian bagi orang Palestina dan menghidupkan ekonominya.
Israel sendiri akan menghadapi berbagai reaksi diplomatik, dan kemungkinan pemerintahan koalisinya terancam runtuh. [ps/jm]