Sementara Inggris menghadapi gelombang serangan teroris, tekanan meningkat terhadap komunitas Muslim agar mengenali lebih baik lagi potensi ekstremis dan mengawasi komunitasnya sendiri.
Nazir Afzal, seorang Muslim dan mantan jaksa senior, berada di garis depan dalam upaya semacam itu. Afzal menarik perhatian nasional karena memelopori pengadilan sulit untuk mengatasi kekerasan berdasarkan kehormatan dan kawin paksa serta eksploitasi seksual terhadap anak-anak di Inggris barat laut termasuk Manchester, lokasi pengeboman bunuh diri bulan lalu yang menewaskan sebagian besar remaja pada sebuah konser musik pop.
Dalam wawancara eksklusif, Afzal mengatakan komunitas itu umumnya sudah melakukan tugas yang baik untuk memastikan masjid tidak lagi menjadi forum radikalisasi anak-anak muda Muslim tapi menambahkan masih banyak yang harus dilakukan baik oleh warga Muslim maupun pihak berwenang Inggris untuk mengatasi minoritas Islamis yang berbahaya dan melawan pesan-pesan pelaku jihad di negara itu.
“Sangat sedikit orang yang diradikalisasi di masjid dan tempat-tempat ibadah,” kata Afzal, Muslim pertama yang diangkat sebagai jaksa kepala di Inggris.
“Itu terjadi di tempat lain, di lorong, gang dan semacamnya” dan menambahkan “komunitas menjadi sangat baik sekarang untuk mengawasi apa yang terjadi di masjid meskipun ada pengecualian.” [my/al]