Tautan-tautan Akses

Barking, London Timur, Jadi Fokus Investigasi Teror


Seorang anak bermain-main dengan pistol-pistolan airnya bersama warga lainnya yang berdiri di belakang garis polisi, saat polisi menggeledah sebuah bangunan di kawasan Barking Road, London timur, 4 Juni 2017.
Seorang anak bermain-main dengan pistol-pistolan airnya bersama warga lainnya yang berdiri di belakang garis polisi, saat polisi menggeledah sebuah bangunan di kawasan Barking Road, London timur, 4 Juni 2017.

Polisi Inggris telah mengidentifikasi dua dari tiga orang yang melancarkan serangan teror di dekat Jembatan London, yang menewaskan tujuh orang. Khuram Shazad Butt, umur 27 tahun, dan Rachid Redouane, umur 30 tahun, keduanya tinggal di distrik Barking, London timur.

Warga setempat terkejut dan prihatin bahwa kaum ekstremis dapat beroperasi tanpa terdeteksi baik oleh dinas intelijen maupun oleh masyarakat Muslim setempat.

Distrik Barking di London timur mencerminkan masyarakat multi budaya London; tetapi, area itu terguncang setelah terungkap bahwa serangan teror hari Sabtu (3/6) dilakukan oleh orang-orang dari wilayah itu.

Salah satu pelaku serangan teror itu adalah Khuram Shazad Butt yang tinggal di sebuah apartemen bersama istri dan dua anaknya.

Seorang warga yang tinggal di apartemen itu mengatakan dua tahun lalu ia menyampaikan keluhan kepada polisi mengenai Khuram Shazad Butt, karena ia berusaha membujuk anak warga tadi supaya masuk agama Islam, selagi ia bermain bersama teman-temannya di sebuah taman setempat.

Warga setempat yang mengenalnya mengatakan bahwa Butt pernah sholat di masjid Jabir Bin Zayd di dekat apartemen itu, tetapi diusir setelah terlibat konfrontasi dengan imam setempat. Para pemimpin masyarakat mengatakan masjid-masjid lokal semua mengecam perilaku Butt.

Di seberang jalan dari masjid itu, bendera Inggris dikibarkan setengah tiang di sekolah Gereja Inggris Santa Margareta. Di ujung jalan, terletak Gudwara Sikh London. Warga Barking mengatakan kepada VOA pemeluk berbagai agama hidup rukun, tetapi banyak warga yang merasa terguncang.

"Sejujurnya, sekarang saya takut untuk keluar. Kami bahkan tidak dapat pergi ke pemberhentian bus karena takut,” kata Giuseppe Frisenda, warga yang tinggal di Barking.

Komunitas Muslim menyanggah keterkaitan apapun dengan serangan hari Sabtu itu. Banyak dari mereka khawatir akan mengalami dampak karena agama mereka.

"Orang-orang di sini hidup dalam suasana bersahabat. Tidak ada ekstremisme. Adalah tidak dapat diterima bahwa hanya Muslim yang ditarget di seluruh dunia, tidak hanya di Inggris. Mereka tahu bahwa Muslim dibantai di mana-mana di seluruh dunia. Bagaimana mungkin bahwa hanya Muslim yang jahat sedangkan yang lain semua sangat baik?,” tutur Mohammed Zaki, seorang warga Muslim di Barking.

Badan-badan intelijen mengatakan kedua pelaku serangan teror yang telah diidentifikasi diketahui oleh pihak berwenang tetapi tidak ada bukti bahwa mereka akan segera melakukan serangan.

Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah orang-orang lain di Barking tahu mengenai pandangan ekstrem mereka atau membantu menyembunyikannya. Para pemimpin Muslim menyanggah keterkaitan apapun dengan para teroris dan menegaskan bahwa mereka bekerjasama sepenuhnya dengan polisi. [ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG