Museum Banksy dibuka di New York belum lama ini, di mana museum tersebut memiliki koleksi terbesar di dunia dari lukisan dinding berukuran asli karya seniman anonim tersebut.
Pendiri museum tersebut, Haziz Vardar, mengatakan gagasan untuk membangun museum itu muncul sebelum pandemi dengan tujuan untuk melestarikan karya fana dari sang seniman.
“Semua orang mengenal Banksy, namun tidak ada yang mengetahui wajahnya. Ia sangat penting. Jadi, ide membuat museum tentang Banksy muncul sekitar enam tahun lalu, dan saya adalah penggemar dan kolektor karya seniman ini, [sehingga] kami harus melakukan sesuatu yang istimewa. Semua karya seninya hilang, dicuri, atau ditutup dengan cat putih oleh pemerintah kota,” ujat Vardar.
Vardar percaya bahwa jika ia tidak melakukan apa pun, karya Banksy akan hilang selamanya.
Maka dari itu, ia membentuk tim seniman gerilya yang memiliki beberapa syarat sebelum menyetujui proyek tersebut.
Menurut Vardar, para seniman tersebut tetap menyembunyikan identitas asli mereka dan tidak membuat karya untuk dijual.
Direktur eksekutif museum, William Meade, mengungkapkan kehebatan Banksy.
“Saya pikir salah satu keindahan, keindahan dari tidak mengetahui siapa Banksy sebenarnya adalah kita mengapresiasi karyanya tanpa berprasangka. Seninya sendiri yang berbicara. Mungkin kedengarannya terlalu sederhana, tetapi itu sungguh sesuatu yang luar biasa,” ungkap Meade.
Meskipun Vardar tidak dapat menjelaskan apakah Banksy pernah melihat museum itu, ia ingat postingan di Instagram dari sebuah akun di Paris yang menunjukkan bahwa Banksy mengungkapkan persetujuannya kepada mereka yang menyalin karyanya untuk kemaslahatan bersama.
“Saya pikir kami satu-satunya yang membuat salinan untuk diciptakan ulang. Jadi, menurut saya, [postingan] itu untuk kita. Mungkin tidak, tapi saya berharap untuk kita,” ujar Vardar.
Spekulasi apakah Banksy mungkin sudah melihat karya-karya salinan ini semakin menambah misteri terkait sosok seniman tersebut. [ps/jm]
Forum