Militer Mesir mengatakan mereka memaklumi “tuntutan yang sah” rakyat Mesir, dan berjanji untuk tidak menembak demonstran yang melakukan pawai sejuta orang, Selasa. untuk menuntut peletakan jabatan Presiden Hosni Mubarak.
Rapat umum berlangsung di tengah kota Kairo, di mana ribuan warga Mesir terus melakukan protes dengan tidak memperdulikan jam malam yang diberlakukan pemerintah untuk malam yang kelima. Protes massal yang kedua juga berlangsung pada hari yang sama di kota pelabuhan Iskandariah.
Pemutusan internet masih tetap berlaku pada hariSelasa, sementara Google mengumumkan pihaknya telah menciptakan cara bagi pengguna Twitter untuk memuat tulisan dalam situs tersebut lewat telepon dan meninggalkan pesan dalam kotak suara.
Pelayanan kereta api nasional dibatalkan mulai hari Senin, dalam apa yang dianggap sebagian orang usaha oleh pihak berwenang untuk mencegah penduduk desa bergabung dengan demonstran di perkotaan.
Wakil Presiden Mesir yang baru diangkat mengatakan Mubarak telah memintanya untuk memulai segera pembicaraan dengan semua kekuatan politik mengenai reformasi Undang-Undang Dasar. Omar Suleiman, seorang yang sudah lama dipercayai Mubarak, tidak mengatakan apa perubahan tersebut atau kelompok mana yang akan dihubungi pemerintah.
Sementara itu, surat kabar The Wall Street Journal melaporkan bahwa partai-partai oposisi mengatakan mereka tidak akan mau berunding selama Mubarak masih memegang jabatan.
Komite Krisis dari koalisi oposisi yang baru dibentuk mengadakan pertemuan, Senin, untuk membicarakan strategi mereka sebagai persiapan untuk peletakan jabatan Mubarak.