Dalam pidatonya di Egypt TV, Presiden Hosni Mubarak menyampaikan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri kembali pada pemilihan presiden berikutnya sebagai reaksi atas tuntutan para demonstran yang menuntut pengunduran dirinya. Dengan demikian, Mubarak mensinyalkan berakhirnya masa kekuasaan dirinya selama 30 tahun
“Saya sudah lelah mengabdi kepada rakyat,” katanya. Mubarak menambahkan bahwa ia akan mengundurkan diri demi kestabilan negara itu, mengakhiri kekuasaannya sebagai Presiden Mesir selama hampir 30 tahun.
Pernyataan yang direkam di station televisi itu dikeluarkan setelah puluhan ribu warga Mesir turun ke jalan-jalan di seluruh negeri dalam demonstrasi damai menuntut pengunduran diri Mubarak.
Ia tidak memberi indikasi mengenai rencana meletakkan jabatan atau meninggalkan negara itu. Ia hanya mengatakan ia akan bekerja dalam sisa masa jabatannya untum melaksanakan peralihan kekuasaan dengan damai.
Pengumuman pemimpin Mesir itu segera menimbulkan kemarahan ratusan ribu orang warga Mesir yang telah turun ke jalan-jalan di seluruh negara itu dalam demonstrasi damai menuntut peletakan jabatannya segera. Segera setelah pidato Mubarak, bentrokan pecah antara demonstran dan pendukung pemerintah di kota pelabuhan Iskandariah, Mesir utara. Paling sedikit 12 orang luka-luka. Para saksi melaporkan kerusuhan serupa di Suez dan kota-kota lain sebelah timur Kairo.
Sementara di Kairo, kira-kira 250 ribu orang berkumpul di Lapangan Tahrir, pusat demonstrasi damai itu, dan meneriakkan “Pergi. Pergi.” Sebagian demonstran lain membawa poster yang bertuliskan “selamat jalan Mubarak” dan meneriakkan “bawa dia” ketika helikopter-helikopter melintas di atas mereka.Banyak demonstran memegang sepatu mereka ke atas, satu tanda penghinaan dalam dunia Arab. Patung-patung Mubarak tergantung di lampu-lampu lalu lintas.
Pendukung pro-demokrasi Mohamed ElBaradei, mengatakan kepada televisi Amerika CNN bahwa keputusan Mubarak untuk terus berkuasa akan memperlama penderitaan Mesir sampai pemilihan presiden yang direncanakan bulan September. Ia menyebut tindakan itu “suatu muslihat” dari orang yang tidak mau pergi.