Mesir mengatakan pihaknya akan meninjau kembali hubungan diplomatiknya dengan Suriah, yang menjadi renggang di bawah pemerintahan Presiden Mohamed Morsi, yang digulingkan bulan ini.
Menteri Luar Negeri Mesir yang baru, Nabil Fahmy, mengatakan Sabtu, pemerintahan sementara tidak bermaksud melancarkan sebuah perang suci terhadap Suriah, tetapi Mesir mendukung perubahan di sana. Ia menekankan, sementara hubungan ini ditinjau kembali, hal ini belum tentu berakibat hubungan yang lebih dekat dengan Suriah.
Bulan lalu, Mesir menutup kedutaannya di Damaskus dan menutup misi Suriah di Kairo, dengan alasan terus berlangsungnya pertumpahan darah disana akibat perang saudara.
Selama berkuasa, Presiden Morsi menyerukan agar Presiden Bashar al-Asad mengundurkan diri dan mendesak masyarakat internasional untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas wilayah udara Suriah.
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpinnya bulan lalu mendukung seruan oleh beberapa ulama Suni agar melakukan jihad terhadap pemerintah Suriah dan sekutu Syiahnya.
Menteri Luar Negeri Mesir yang baru, Nabil Fahmy, mengatakan Sabtu, pemerintahan sementara tidak bermaksud melancarkan sebuah perang suci terhadap Suriah, tetapi Mesir mendukung perubahan di sana. Ia menekankan, sementara hubungan ini ditinjau kembali, hal ini belum tentu berakibat hubungan yang lebih dekat dengan Suriah.
Bulan lalu, Mesir menutup kedutaannya di Damaskus dan menutup misi Suriah di Kairo, dengan alasan terus berlangsungnya pertumpahan darah disana akibat perang saudara.
Selama berkuasa, Presiden Morsi menyerukan agar Presiden Bashar al-Asad mengundurkan diri dan mendesak masyarakat internasional untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas wilayah udara Suriah.
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpinnya bulan lalu mendukung seruan oleh beberapa ulama Suni agar melakukan jihad terhadap pemerintah Suriah dan sekutu Syiahnya.