Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani hari Minggu (23/2) mengunjungi sebuah pangkalan militer di provinsi La Union, di sebelah utara ibu kota Filipina, Manila, untuk menginspeksi sebuah sistem radar pengintaian udara mobil yang dikirim Jepang sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersejarah yang disepakati tahun lalu antara kedua negara.
Nakatani mengemukakan, “Sungguh luar biasa melihat peralatan pertahanan Jepang ini dapat berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian regional sementara persaingan internasional untuk teknologi semacam ini semakin ketat. Selanjutnya, kami ingin melanjutkan upaya untuk mentransfer peralatan pertahanan, membangun peralatan dan kerja sama pertahanan.”
Jepang dan Filipina menandatangani kesepakatan bantuan keamanan senilai 1,6 miliar yen (sekitar Rp174,7 miliar ) pada Desember 2024 untuk meningkatkan kemampuan pengintaian dan keamanan maritim negara di Asia Tenggara itu di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
Pada Juli lalu, kedua negara menandatangani perjanjian militer bersejarah yang memungkinkan mereka untuk saling mengerahkan pasukan di wilayah negara lainnya, melancarkan kerja sama militer antara kedua negara.
Filipina dan Jepang, sama-sama sekutu terdekat AS di Asia, telah mengambil sikap keras terhadap apa yang mereka anggap sebagai perilaku agresif kapal-kapal China di tengah sengketa puluhan tahun mengenai kedaulatan laut.
Pada hari Minggu, Nakatani menyerahkan sistem radar pantai di bawah program Bantuan Keamanan Luar Negerinya untuk meningkatkan kemampuan kesiagaan maritim Filipina.
Angkatan Udara Filipina juga menerima peralatan untuk mendukung sistem radar pengintaian udaranya, untuk meningkatkan kemampuan pemantauannya.
Nakatani telah bertemu dengan sejawatnya, Menteri Pertahanan Filipina Gilbert Teodoro dan diperkirakan akan mengadakan diskusi untuk terus meningkatkan kerja saja pertahanan militer pada hari Senin. [uh/ab]
Forum