Tautan-tautan Akses

Menelusuri Minat Fotografi Amatir dan Perkembangan Turisme Fotografi di Indonesia


Mencuci Candi Borobudur karya Sandra Astrini Bowman (Foto: pribadi)
Mencuci Candi Borobudur karya Sandra Astrini Bowman (Foto: pribadi)

Indonesia dengan warisan budaya dan pemandangan alam yang tak ada duanya di dunia telah menjadi surga untuk fotografer amatir. Keanekaragaman Nusantara dari hutan tropis, pantai yang belum disentuh manusia sampai ke perkotaan ramai dan desa permai, merupakan obyek fotografi yang tak habis-habisnya.

Dalam beberapa tahun ini, fotografer amatir meningkat signifikan di Indonesia. Penyebabnya, semakin besarnya akses ke kamera berkualitas dan juga ponsel pintar.

Popularitas platform media sosial seperti Instagram dan Facebook juga berkontribusi. Platform ini memberi ruang kepada pemotret amatir untuk berbagi karya, meraih pengakuan, dan berhubungan dengan orang-orang yang memiliki kegemaran yang sama.

Agatha Bunanta. (Foto: pribadi)
Agatha Bunanta. (Foto: pribadi)

Agatha Bunanta mencermati situasi itu.

Ketua Umum Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia atau FPSI, organisasi yang memayungi kelab-kelab fotografer amatir, dan juga anggota dewan direktur Photographic Society of America atau PSA ini mengatakan, “Memotret semakin mudah. Semua orang bisa (meng)klaim sebagai fotografer. Kalau dulu kan jamannya film hanya orang-orang tertentu yang mempunyai keahlian tertentu, dia mempunyai pengetahuan tertentu untuk menjadi seorang fotografer. Sekarang ini semua orang bisa menganggap ‘saya ini seorang fotografer karena saya sudah memotret dengan my mobile phone’ dan mobile phone zaman sekarang hasilnya juga sangat bagus.”

Tetapi, kata Bunanta, tidak semua orang bisa digolongkan sebagai fotografer amatir yang serius dan memajukan seni foto. “Nah itu tantangannya. Mana yang benar-benar fotografer dan mana yang hanya mengaku sebagai seorang fotografer. Sekarang jumlah fotografer di seluruh dunia akan lebih banyak dengan dimudahkannya teknologi (fotografi) ini,” sebutnya.

Menelusuri Minat Fotografi Amatir dan Berkembangnya Turisme Fotografi di Indonesia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:22 0:00

Salah satu manfaat dari pertumbuhan fotografi amatir adalah potensi berkembangnya prakarsa pariwisata, yaitu turisme foto. Ini sebuah celah yang memiliki prospek sangat menjanjikan di Indonesia.

Dan Bowman, seorang fotografer amatir mendorong perkembangan sektor baru ini.

Dan Bowman (Foto: pribadi)
Dan Bowman (Foto: pribadi)

“Foto tur ke tempat di Indonesia yang biasanya tidak dikunjungi oleh turis Barat. Contohnya beberapa minggu yang lalu kami pergi ke Kaikatu di dekat Ambon dan kami pergi dengan grup yang mau lakukan restorasi di masjid kuno di sana. Jadi ada kesempatan untuk foto budaya di desa dan juga foto beberapa upacara yang jarang dilihat oleh orang Barat dan jarang dilihat oleh orang Indonesia,”
jelasnya.

Bowman menambahkan tur-tur seperti ini banyak manfaatnya.

“Nomor satu, itu memperkenalkan budaya dan orang Indonesia kepada orang di dunia, khususnya di dunia Barat di mana tidak ada banyak orang yang mengerti Indonesia, mungkin 90 persen orang dari Amerika tidak bisa ketemu Indonesia di peta. Nomor dua, photo tourism bisa picu economic development di desa karena pefoto biasanya lebih kaya dari pada orang biasa dan mereka menghabiskan uang di desa, khususnya desa yang mungkin tidak punya kesempatan untuk kegiatan ekonomi. Dan akhirnya itu sangat bagus untuk saling pengertian antara orang Indonesia dan orang asing. So, saya lihat banyak manfaat dan saya coba dorong kegiatan itu,” sebutnya.

Sandra Astrini Bowman. (Foto: pribadi)
Sandra Astrini Bowman. (Foto: pribadi)

Selain itu, turisme fotografi tidak berdampak negatif baik pada lingkungan maupun tatanan sosial masyarakat, sebagaimana turisme jenis lainnya.

Berkembangnya fotografi amatir dan seiring itu turisme foto di Indonesia, mencerminkan potensi sangat besar negara ini sebagai obyek untuk menciptakan kisah visual. Ketika semakin banyak fotografer menemukan keindahan Indonesia lewat lensa mereka, dunia akan meraih apresiasi yang lebih mendalam pada keanekaragaman dan semangat Nusantara.

Sandra Astrini Bowman termasuk pemotret amatir dan istri dari Dan Bowman. Jepretannya senantiasa menonjolkan keindahan Indonesia dengan komposisi yang khas dan momen candid yang tepat. Karya fotonya berjudul “Mencuci Candi Borobudur” memenangkan Best Photo dalam kontes yang diselenggarakan PSA pada 2024 di Indonesia.

Suami istri Bowman menunjukkan bahwa fotografi adalah media yang menyenangkan untuk menampilkan keragaman dan keindahan Indonesia. [jm/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG